Reporter: Ratih Waseso | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Warung menjadi sektor akar rumput perekonomian negara ini yang memiliki andil membuat ekonomi Indonesia tetap bertahan di tengah kondisi global saat ini. Namun meski demikian warung tradisional menghadapi tantangan berat.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menuturkan bukan hanya tuntutan serba ada seperti ritel modern, namun warung juga harus mulai serba pintar. Agar capai pintar, warung harus dibangun konektivitasnya sehingga bisa masuk dalam supply chain, sehingga bisa mendapatkan perlakuan sama misalnya dalam pengadaan barang.
Baca Juga: Selain pembiayaan, Kemenkop akan bantu warung naik kelas lewat aplikasi
"Warung kita ini jumlahnya banyak ada 3,5 juta warung. Ini kalo betul-betul diberdayakan akan menjadi satu kekuatan ekonomi masyarakat yang sangat besar," ujar Teten saat membuka Festival Gerakan Warung Nasional (FGWN) di Lapangan Banteng, Jakarta, Sabtu (14/12).
Lebih lanjut Teten menjelaskan dari sisi ketahanan pangan, jaringan warung dapat dijadikan jaringan distribusi pangan. "Operasi pasar akan lebih efektif kalo lewat jaringan-jaringan warung ini. Sekarang kan menurut saya mudah konektivitasnya, distribusinya saya kira tidak jadi masalah, bisa partner dengan Bulog untuk distribusi sembako, minyak, beras, gula, terutama saat operasi pasar," jelasnya.
Nantinya warung jika sudah serba pintar maka produk yang disediakan bukan hanya komoditas sembako saja. Warung yang sudah modern tentu bisa juga sebagai agen pembiayaan dan juga produk digital seperti listrik, pulsa dan lainnya.
Strategi Kemenkop dan UKM dalam mendorong UMKM antara lain dengan memperluas pasar melalui digitalisasi. Namun diakui tak semua warung cocok untuk didigitalisasi utamanya warung di perkampungan.
Baca Juga: Tokopedia gandeng Warung Pintar gelar Festival Gerakan Warung Nasional
Kontribusi UMKM untuk ekspor saat ini masih sekitar 14,5% padahal Teten memberi contoh negara lain sudah jauh dari angka tersebut. China misalnya sudah 70% produk UMKM untuk ekspor, kemudian Korea 60%, Jepang 55% dan Thailand 35%. "Artinya, UMKM kita juga bisa seperti mereka, kita dorong UMKM untuk bisa go global. Saya minta temen-temen Tokopedia dan Warung Pintar mana saja yang bisa kita dorong go global," jelasnya.
Fokus pada komoditas unggul dari UMKM juga jadi penekanan dari Kemenkop dan UKM. Terdapat banyak komoditi unggulan yang bisa diekspor, tinggal bagaimana menghubungkannya dengan pasar.