Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
Anggota-anggota koperasi tersebut sebagian besar merupakan pedagang dan petani yang membutuhkan dukungan modal berlanjut dan cepat. Dengan cara ini, Kementerian Koperasi dan UKM menjamin negara hadir melalui pendekatan dan instrumen yang tepat.
“Meski demikian, karena keterbatasan sumberdaya belum semua koperasi serta UMKM bisa menikmati fasilitas pembiayaan murah tersebut. Sehingga butuh gotong royong lembaga lain seperti BPR, LKM, BRI, Pegadaian, PNM, yang selama ini concern di UMKM,” imbuhnya.
Dengan pendekatan holding company, KemenkopUKM menargetkan koperasi sektor produksi dan pemasaran tumbuh signifikan. Sebab dua sektor tersebut yang saat ini sangat dibutuhkan UMKM.
Data per 2020 memperlihatkan karakteristik koperasi di Indonesia didominasi oleh koperasi konsumen 57%, koperasi produsen 20%, simpan pinjam 14%, jasa 6% dan pemasaran 3%.
Selanjutnya: Cara cek penerima BLT UMKM tahap 2 Rp 1,2 juta, buka laman resmi BRI dan BNI
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News