kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.896.000   16.000   0,85%
  • USD/IDR 16.220   -29,00   -0,18%
  • IDX 6.915   -12,32   -0,18%
  • KOMPAS100 1.007   -0,64   -0,06%
  • LQ45 771   -2,07   -0,27%
  • ISSI 227   0,47   0,21%
  • IDX30 397   -1,97   -0,49%
  • IDXHIDIV20 459   -2,95   -0,64%
  • IDX80 113   -0,11   -0,10%
  • IDXV30 114   -0,70   -0,61%
  • IDXQ30 128   -0,64   -0,49%

Kemenko Perekonomian Penyeimbang Defisit Perdagangan AS Cukup Impor Energi&Agrikultur


Selasa, 29 April 2025 / 15:51 WIB
Kemenko Perekonomian Penyeimbang Defisit Perdagangan AS Cukup Impor Energi&Agrikultur
ILUSTRASI. Neraca Perdagangan Surplus, Aktivitas bongkar muat Peti Kemas di pelabuhan Jakarta International Countainer Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/4/2025). Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar US$4,33 miliar pada Maret 2025 atau naik sebesar US$1,23 secara bulanan (month-to-month/mom). Angka itu lebih tinggi dibandingkan Februari 2025, sebesar US$3,12 miliar. KONTAN/Cheppy A. Muchlis


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berencana menyeimbangkan defisit neraca perdagangan dari  Amerika Serikat AS ke Indonesia kisaran US$ 18 miliar hingga US$ 19 miliar, sebagai bentuk negosiasi dari kebijakan tarif resiprokal AS sebesar 32%.

Sekretaris Kemenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso menyampaikan, untuk menutup defisit tersebut, dari realokasi impor energi dan agrikultur sudah cukup untuk menyeimbangkan defisit neraca perdagangan dengan AS.

“Dari energi agrikultur aja sudah cukup untuk tutup defisitnya, udah ketutup dari (impor dari AS) energi dan agrikultur dari US$ 19 miliar itu, sudah ketutup 100%,” tutur Susi kepada awak media, Selasa (29/4).

Baca Juga: Negosiasi Tarif, Perusahaan Indonesia Akan Investasi US$ 2 Miliar di Amerika

Dari sektor energi, Indonesia berencana merelokasi impor crude oil gas LPG dari negara lain ke AS. Sedangkan dari agrikultur akan mengimpor kapas, susu kedelai, dan gandum.

Sementara itu, terkait impor alat utama sistem senjata (alutsista), Susi menyebut pemerintah hanya menawarkan saja sebagai bentuk negosiasi ke AS.

Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, dari sejumlah poin-poin yang ditawarkan dari AS termasuk menyeimbangkan defisit neraca perdagangan, AS disebut menyambut positif tawaran tersebut.

“Mereka sangat positif, karena kita keluar dengan angka dan proposal paling konkrit, sangat-sangat positif, sangat bagus,” jelasnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Bidik Pasar Ekspor Baru di Tengah Negosiasi Tarif AS

Meski demikian, Susi menjelaskan, ke depan neraca perdagangan Indonesia dengan AS tidak akan berbalik defisit. Menurutnya ini hanya sekedar untuk menyeimbangkan neraca perdagangan saja.

“Mereka kan temanya fair and balance trade itu di situ kita pegang dulu. Setelah itu selain kita offering kita request-nya juga top 20 produk ekspor kita kurangi tarifnya,” tandasnya.

Baca Juga: Negosiasi Tarif Trump, Indonesia Seimbangkan Defisit Dagang AS Lebih US$ 19,5 Juta

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×