Reporter: Venny Suryanto | Editor: Noverius Laoli
Ekonom INDEF, Tauhid Ahmad menjelaskan dengan jangka waktu yang hanya dua tahun ini, tentunya sangat menarik bagi korporasi sebab apabila ekonomi sudah mengalami pemulihan maka mereka akan membutuhkan dana tersebut.
Adapun menurutnya, dalam situasi ketidakpastian seperti saat ini investor dipastikan akan memilih dan mencari tingkat return yang lebih tinggi untuk jangka panjang dibandingkan untuk jangka pendek.
“Kalau saya di kasih pilihan menabung uang untuk jangka pendek dengan bunga yang rendah tapi kan kita tidak banyak membutuhkan untuk jangka panjang ini. Karena untuk apa? Belum tentu tahun depan juga di butuhkan,” jelas Tauhid, Rabu (4/11).
Apalagi menurutnya, pasar dari sukuk negara ini juga didominasi oleh korporasi serta generasi millenial. Namun, ia juga menduga bahwa bisa jadi pemilik-pemilik dari sukuk ritel ini justru didominasi oleh pemerintahan.
“Untuk masyarakat biasa saya kira di situasi saat ini hanya tertentu yang bermain di Sukuk ritel seperti generasi millenial. Sebab mereka bisa menilai lumayan juga daripada uangnya di deposito dengan return yang tidak beda jauh dengan Green Sukuk Ritel ini,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News