kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Kemenkeu Sudah Gunakan SAL Rp 70 Triliun untuk Kurangi Penerbitan Obligasi Tahun Ini


Rabu, 30 Agustus 2023 / 13:12 WIB
Kemenkeu Sudah Gunakan SAL Rp 70 Triliun untuk Kurangi Penerbitan Obligasi Tahun Ini
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan sudah menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 70 triliun pada tahun ini.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan sudah menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 70 triliun pada tahun ini.

Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Wahyu Utomo menyampaikan, SAL sebesar Rp 70 triliun tersebut digunakan untuk mengurangi issuance bond atau penerbitan obligasi, karena risiko yield yang tinggi.

“Sebenarnya pemanfaatan SAL ini untuk mengurangi penerbitan SBN (Surat Berharga Negara) agar risiko utang lebih terkendali dengan tetap memelihara kepercayaan investor,” tutur Wahyu kepada Kontan.co.id, Rabu (30/8).

Baca Juga: Pemerintah Belum Tentukan Strategi Pemenuhan Pembiayaan APBN di Tahun 2024

Adapun dalam UU APBN 2023 penggunaan SAL sebelumnya direncanakan sebesar Rp 70 triliun. Kemudian pemerintah memutuskan untuk menambahkan penggunaan SAL tahun ini menjadi Rp 156,9 triliun sejalan dengan pengurangan penerbitan utang tahun ini.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menyampaikan, dari SAL yang sebesar Rp 156,9 triliun tersebut, sebanyak Rp 100,9 triliun akan digunakan untuk penurunan pembiayaan utang, dan sebanyak Rp 56 triliun untuk pembayaran kewajiban pemerintah diantaranya kurang bayar Dana Bagi Hasil (DBH), subsidi pupuk, dan kompensasi energi.

Adapun pembiayaan utang melalui SBN hingga akhir 2023 diperkirakan mencapai Rp 362,9 triliun, turun 44,9% jika dibandingkan dengan penerbitan SBN tahun lalu. Perkiraan penerbitan SBN tersebut lebih rendah sebesar Rp 350 triliun dari target APBN Tahun Anggaran 2023 Rp 712,9 triliun.

Baca Juga: Pemerintah Proyeksikan Pendapatan Negara Rp 2.781,3 Triliun pada 2024

Sri Mulyani mengatakan, penerbitan SBN dikurangi dengan memanfaatkan SAL dan didukung dengan pengelolaan kas yang optimal. Sementara itu, pembiayaan utang melalui pinjaman diperkirakan mencapai Rp 43,4 triliun, meningkat 16,8% jika dibandingkan dengan periode 2022.

Sementara itu, posisi SAL dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 sebesar Rp 478,9 triliun. Nilai SAL APBN 2022 yang sebesar Rp 478,9 triliun tersebut lebih besar dari nilai SAL APBN 2021 yang sebesar Rp 337,77 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×