Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah masih belum menentukan strategi dalam pemenuhan pembiayaan anggaran di awal tahun 2024.
Direktur Utang Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan, dalam pemenuhan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melalui penerbitan Surat Berharga Negara (SBN), Pemerintah menerapkan strategi yang opportunistic, flexible, dan accountable.
Sehingga pemerintah belum bisa menentukan apakah menerbitkan SBN dalam denominasi valuta asing (valas) sebelum The Fed menaikkan bunga acuan pada September mendatang atau tidak, maupun menerbitkan global bonds di akhir tahun untuk kebutuhan pembiayaan tahun depan.
Meski begitu, Deni menyampaikan dengan kondisi kinerja APBN yang terus membaik hingga saat ini, terutama didukung dari pendapatan negara, Pemerintah masih memiliki likuiditas yang cukup, baik dalam mata uang rupiah dan valas.
“Oleh karena itu, Pemerintah punya fleksibilitas dalam penerbitan SBN baik di pasar domestik dan global terkait dengan timing, sizing, maupun jenis mata uangnya,” tutur Deni kepada Kontan.co.id, Jumat (25/8).
Baca Juga: Pekan Terakhir Agustus 2023, Arus Modal Asing Hengkang Rp 4,51 Triliun
Maka dari itu, Kata Deni, Pemerintah akan terus memonitor kondisi market dan mencari waktu dan kondisi yang paling tepat bagi Pemerintah selaku penerbit surat utang.
Untuk diketahui, pemerintah bisa melaksanakan prefunding di akhir tahun ini sebagai strategi pembiayaan untuk APBN di awal tahun. Prefunding merupakan strategi pembiayaan APBN dengan penerbitan SBN dalam jumlah besar sebelum tahun anggaran dimulai.
Dihubungi secara terpisah, Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, strategi pembiayaan di awal tahun depan akan sangat bergantung pada kondisi kas APBN di akhir tahun ini.
“Nanti kira-kira kita masih punya saldo seberapa besar. Sehingga posisi saldo kas di akhir tahun itu akan sangat menentukan dari sisi strategi pengadaan utang kita di tahun depan,” tutur Suminto.
Adapun mengacu pada Buku II Nota Keuangan RAPBN 2023, pemerintah merencanakan akan menggunakan Saldo Anggaran Lebih (SAL) tahun depan sebesar Rp 51,4 triliun. Sedangkan untuk tahun ini, penggunaan SAL diperkirakan mencapai Rp 226,9 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News