kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkeu Sebut Realisasi Kinerja APBN 2022 Dorong Pemulihan Ekonomi Lebih Cepat


Selasa, 14 Februari 2023 / 15:02 WIB
Kemenkeu Sebut Realisasi Kinerja APBN 2022 Dorong Pemulihan Ekonomi Lebih Cepat
ILUSTRASI. Pekerja melakukan bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (16/1/2023). Kemenkeu Sebut Realisasi Kinerja APBN 2022 Dorong Pemulihan Ekonomi Lebih Cepat.


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemnekeu) menyatakan realisasi kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 mendorong pemulihan ekonomi lebih cepat dengan risiko yang jauh lebih terkendali.

Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (PKAPBN) Wahyu Utomo mengatakan APBN 2022 menunjukkan belanja negara berhasil tumbuh 10,9% atau sebesar Rp 304,3 triliun menjadi Rp 3,090,2 triliun jika dibandingkan dengan APBN 2021 yang mencapai Rp 2,786,4 triliun. 

"Dengan demikian, mampu menstimulus ekonomi sehingga dampaknya membuat ekonomi tumbuh lebih kuat," ujarnya dalam acara Diskusi Publik: Urgensi Reformasi Subsidi Energi, Selasa (14/2).

Baca Juga: Implementasi Cukai Plastik dan Minuman Berpemanis Berpotensi Molor Lagi Tahun Ini

Wahyu juga menyebut recovery dari dampak pandemi Covid-19 makin cepat terefleksi dari pendapatan negara yang menguat signifikan pertumbuhannya sebesar 30,5% atau sebanyak Rp 615,0 triliun dari APBN 2021 yang sebesar Rp 2,011,3 triliun menjadi Rp 2,626,4 triliun pada APBN 2022.

"Hal itu merupakan dampak dari aktivitas ekonomi yang pulih, harga komoditas yang tinggi, serta reformasi perpajakan," kata dia.

Wahyu menyebut kombinasi optimalnya pendapatan negara dan pertumbuhan belanja cukup kuat itu terefleksi dengan risiko yang jauh lebih terkendali. 

Bisa terlihat dari defisit Produk Domestik Bruto (PDB) yang jauh lebih rendah dari yang sebelumnya defisit 4,50% pada APBN 2021 menjadi defisit 2,38% pada APBN 2022. Dengan demikian, pemerintah bisa konsolidasi fiskal lebih cepat.

Baca Juga: Gandeng Kemendikbudristek, BSI Tingkatkan Literasi Perbankan Syariah

Wahyu mengatakan awalnya konsolidasi fiskal diharapkan bisa terjadi pada 2023 ternyata bisa dilakukan pada 2022. Dia menyebut hasil positif APBN 2022 menjadi fondasi pada 2023 agar konsolidasi fiskal bisa lebih smooth.

"Artinya, risiko jauh lebih terkendali dan fiskalnya tetap mampu menopang momentum pemulihan ekonomi tetap berjalan sehingga tidak ada opportunity loss," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×