kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Kemenkeu Sebut Kondisi Cash Flow Pemerintah hingga Akhir 2025 Masih Aman


Minggu, 14 September 2025 / 16:37 WIB
Kemenkeu Sebut Kondisi Cash Flow Pemerintah hingga Akhir 2025 Masih Aman
ILUSTRASI. Pekerja beraktivitas pada proyek infrastruktur rel layang di Jakarta, Rabu (2/7/2025). Pemerintah mengusulkan pemakaian Saldo Anggaran Lebih (SAL) sebesar Rp 85,6 triliun untuk menutup pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025. Harapannya, pembiayaan defisit tidak sepenuhnya bergantung pada penerbitan surat utang baru di pasar keuangan. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saldo Anggaran Lebih (SAL) yang tersimpan di Bank Indonesia (BI) semakin menipis.

Sebagaimana diketahui, SAL pemerintah saat ini mencapai Rp 440 triliun. Di antaranya, akan digunakan Rp 85,6 triliun untuk menutup defisit tahun ini, Rp 16 triliun untuk pembiayaan Koperasi Desa Merah Putih, dan Rp 200 triliun disalurkan ke 5 bank plat merah untuk melonggarkan likuiditas. Sehingga, sisa SAL diperkirakan mencapai Rp 138,4 triliun.

Meski demikian, Kepala Pusat Kebijakan APBN Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Wahyu Utomo menyebut kondisi cash flow alias arus kas pemerintah masih aman hingga akhir tahun 2025.

“(Kondisi cash flow pemerintah) aman,” tutur Wahyu kepada Kontan, Minggu (14/9/2025).

Baca Juga: Ini Sumber Dana SAL Rp 200 Triliun yang Bakal Disalurkan ke Himbara

Sebelumnya, Wahyu membeberkan, dana SAL biasanya digunakan sebagai penyangga untuk mengantisipasi ketidakpastian. Meski demikian, Wahyu menjelaskan, selama ini arus kas tahun berjalan selalu bersumber dari Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) sehingga biaya operasional pemerintahan masih memadai dari arus kas yang bersumber dari SILPA.

“Sehingga SAL yang besar bisa dialihkan ditempatkan di perbankan untuk memutar ekonomi agar bergerak lebih cepat dan tumbuh lebih tinggi,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, kondisi SiLPA hingga Juni 2025 mencapai Rp 79,3 triliun, atau turun bila dibandingkan periode sama tahun lalu yang mencapai Rp 90,7 triliun.

Baca Juga: Ruang Fiskal Sempit, Pemerintah Diperkirakan Bakal Rutin Gunakan SAL 5 Tahun ke Depan

Adapun SAL adalah adalah akumulasi neto dari SiLPA tahun anggaran yang lalu dan tahun anggaran yang bersangkutan setelah ditutup, ditambah/dikurangi dengan koreksi pembukuan.

Sedangkan SiLPA yaitu selisih lebih antara realisasi pendapatan dan laporan realisasi anggaran dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan dalam APBN selama satu periode pelaporan.

Baca Juga: Uang Pemerintah yang Disimpan di BI Kian Menipis, Masih Aman?

Selanjutnya: Memasuki Semester II-2025, Pembiayaan Emas Perbankan Syariah Melaju Kencang

Menarik Dibaca: Daftar 7 Film Biografi Tokoh Dunia Ternama dan Berpengaruh, Sudah Nonton Semua?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×