Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terdapat penelitian yang menunjukkan terjadi penurunan efikasi vaksin Covid-19 usai suntikan dosis kedua. Namun penurunan efikasi vaksin tersebut masih cukup dalam memberikan proteksi terhadap varian-varian baru Covid-19.
Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menegaskan bahwa, vaksin Covid-19 yang kini digunakan dalam program vaksinasi masih memiliki proteksi terhadap varian-varian Covid-19, termasuk varian AY.4.2 yang kini melanda di beberapa negara.
"Tapi penurunan itu kemudian masih cukup untuk memberikan proteksi kepada kita yang mendapatkan vaksinasi. Jadi jangan pernah ragu, lebih baik divaksin supaya tetap ada proteksi terhadap varian-varian Covid-19 ataupun varian Delta," kata Nadia dalam Webinar Kementerian Kesehatan, Selasa (16/11).
Mengenai varian turunan dari varian Delta yaitu AY.4.2, Nadia menyebut hingga saat ini belum ditemukan di Indonesia. Namun kewaspadaan masuknya varian tersebut tetap dilakukan.
Baca Juga: 3 Vaksin Covid-19 untuk anak 6-11 tahun, kenali efek sampingnya
Varian Delta sendiri memiliki 45 hingga 60 mutasi turunan, yang mana 22 mutasi turunan varian Delta sudah ditemukan di Indonesia. Varian turunan Delta yang banyak beredar di Indonesia mirip dengan varian yang ada di Singapura yaitu AY.23.
"Ini harus tetap jadi kewaspadaan, bahwa saat ini dominasi varian Delta maupun turunannya itu masih merupakan varian yang paling banyak ditemukan, artinya potensi untuk terjadinya lonjakan kasus itu masih sangat mungkin," kata Nadia.
Ahli Kesehatan Lingkungan dan Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, secara keseluruhan vaksin yang saat ini ada masih sangat efektif dalam memberikan proteksi terhadap varian-varian Covid-19.
Penurunan efikasi vaksin Covid-19 usai 6 bulan suntikan dosis kedua dijelaskan tak lantas artinya proteksi vaksin menjadi hilang.
Baca Juga: Gelar IPO, Pengembang Vaksin Covid dari China Ini Raup Hasil Bersih Rp 3,5 Triliun
Dicky menjelaskan, orang yang telah dapatkan vaksinasi kemudian terpapar Covid-19 akan cenderung berkategori tanpa gejala atau gejala ringan. Namun dengan penurunan efektivitas atau usai enam bulan, jika terpapar maka gejala yang akan timbul diperkirakan menjadi ringan hingga sedang.
"Jadi yang dulu jadi ngga bergejala sampai gejala ringan muncul. Nah sekarang setelah 6 bulan itu gejala ringan sampai moderate itu muncul pada orang yang sudah divaksinasi dan terpapar. Tapi proteksi terhadap keparahan sampai masuk ICU bahkan kematian itu masih cukup signifikan dan menurunnya jauh lebih lambat ini data dari Eropa," jelas Dicky.
Baca Juga: Ini kategori anak usia 6 hingga 11 tahun yang tidak boleh divaksin Covid-19
Dengan adanya penelitian yang menunjukkan penurunan efektivitas vaksin setelah enam bulan, membuat pemberian dosis ketiga atau booster sangat diperlukan. Terutama bagi kelompok rentan seperti lansia dan orang dengan komorbid.
Dicky menjelaskan, respon imunitas di lansia cenderung lambat ketimbang anak muda. Namun penurunan efektivitas vaksin sama seperti yang terjadi pada anak muda.
"Itu kenapa lansia ini harus sangat diperhatikan dan dilindungi termasuk juga dengan menjadi prioritas dalam menerima booster vaksin termasuk kelompok rawan lainnya," tegasnya.
Selanjutnya: Data Corona Indonesia, 5 November: Tambah 518 kasus baru, kasus aktif ada 11.215
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News