kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Kemendag proyeksikan ekspor nonmigas bakal tumbuh 6,3% di 2021


Jumat, 29 Januari 2021 / 16:55 WIB
Kemendag proyeksikan ekspor nonmigas bakal tumbuh 6,3% di 2021
ILUSTRASI. Menteri Perdagangan RI, Muhammad Lutfi.


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pulihnya perekonomian dunia tahun ini diyakini berdampak pada kinerja perdagangan. Kementerian Perdagangan (Kemendag) pun memproyeksikan ekspor nonmigas bisa tumbuh hingga 6,3% di tahun 2021 dibandingkan tahun lalu.

"Saya bisa menargetkan untuk Kemendag, ekspor nonmigas kita tumbuh 6,3%, dimana ini akan banyak sekali faktor yang akan mempengaruhi," ujar Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dalam konferensi pers “Trade Outlook 2021” secara virtual, Jumat (29/1).

Di 2020, realisasi ekspor nonmigas mencapai US$ 155 miliar. Dengan pertumbuhan sebesar 6,3%, artinya Kemendag menargetkan ekspor nonmigas tahun ini bisa mencapai US$ 164,76 miliar.

Adapun, faktor yang mempengaruhi ekspor nonmigas tahun ini adalah suksesnya pelaksanaan vaksinasi. Tak hanya vaksinasi di Indonesia tapi juga di negara-negara mitra utama.

Baca Juga: Mendag: Pemerintah terus perjuangkan kebijakan nasional di tingkat multilateral

Menurut Lutfi, bila vaksinasi berhasil dilaksanakan, maka akan ada perbaikan pada penanganan Covid-19, dan ini pun akan berpengaruh pada ekonomi. Sehingga kesuksesan vaksinasi menjadi sangat penting dalam mengembangkan ekspor.

Tak hanya itu, pertumbuhan ekspor non migas ini juga akan dipengaruhi oleh adanya akselerasi atau reformasi yang dihasilkan dari Undang-Undang Cipta Kerja.

Lutfi membeberkan, salah satu strategi untuk menggenjot ekspor tahun ini adalah dengan mendorong ekspor produk-produk bernilai tinggi yang berpotensi diekspor ke negara tujuan baru.

Dia menyebut beberapa produk tersebut seperti otomotif, logam dan produk logam, karet dan produk karet, elekronik dan beberapa produk lain.

"Saya ingin menggaris bawahi ada beberapa item yang ingin kita genjot ke depan, pertama adalah otomotif dan sparepartnya ini untuk negara tujuan baru yaitu ke RRT (China), Brasil dan Myanmar. Kami merasa ini adalah bagian yang baik yang kita bisa tempuh dan kita bisa penetrasi," katanya.

Lalu, produk logam dan produk logam akan didorong diekspor ke Turki, China, Uni Emirat Arab, Filipina. Lalu, karet dan produk karet akan diekspor ke China, Australia, dan Vietnam. Sementara pasar baru produk elektronik adalah Amerika Serikat dan China.

Lutfi pun menargetkan ekspor nonmigas ke negara-negara mitra dagang utama akan mengalami peningkatan. Ekspor ke China misalnya, diproyeksi ekspor ke negara ini akan tumbuh 7,86%, meski realisasi ekspor di 2020 mengalami penurunan sebesar 0,57%.

Lalu, ekspor ke Amerika Serikat diproyeksi bisa tumbuh 3,87%, Jepang tumbuh 2,97%, India tumbuh 8,67%, Singapura tumbuh 3,84%. Pertumbuhan ekspor juga diharapkan terjadi pada negara mitra utama lainnya seperti Malaysia, Filipina, Korea Selatan, Thailand, Vietnam dan Belanda. 

Selanjutnya: Mendag kesal Filipina kenakan safeguard untuk mobil produksi Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×