kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Keluarkan indikator kematian kasus Covid-19, pemerintah pastikan tak tutupi data


Minggu, 15 Agustus 2021 / 20:12 WIB
Keluarkan indikator kematian kasus Covid-19, pemerintah pastikan tak tutupi data
ILUSTRASI. Petugas memakamkan jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memastikan tak menutupi angka kematian virus corona (Covid-19). Hal itu dipastikan pemerintah dalam kebijakan penghapusan kematian dalam indikator penilaian penanganan pandemi. Penghapusan itu dilakukan dalam rangka perbaikan data kematian.

"Bukan karena ditutupi, justru untuk memperbaiki data tersebut, untuk integritas data," ujar Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Jodi Mahardi saat dihubungi Kontan.co.id, Minggu (15/8).

Sebelumnya, angka kematian digunakan sebagai salah satu penilaian penanganan pandemi. Tingginya angka kematian menunjukkan belum baiknya penanganan Covid-19.

Sebelumnya pada perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengumumkan kebijakan penghapusan kematian sebagai indikator penilaian penanganan pandemi. Data yang belum tepat disebut mengacaukan penilaian.

Baca Juga: Anies Baswedan: Vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 8,7 juta orang

"Kami temukan adanya input data yang merupakan akumulasi angka kematian selama beberapa minggu ke belakang sehingga menimbulkan distorsi dalam penilaian," terang Luhut beberapa waktu lalu.

Pemerintah terus berupaya untuk melakukan harmonisasi data. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membentuk tim khusus untuk menangani wilayah yang memiliki lonjakan kasus kematian yang signifikan dalam beberapa minggu terakhir.

Sebagai informasi, dalam beberapa minggu terakhir, angka kematian di Indonesia terus berada pada angka yang tinggi. Hingga saat ini angka kematian di Indonesia terus mencapai di atas 1.000 kasus per hari bahkan sempat mencapai angka 2.000 dalam satu hari.

Selanjutnya: Sah! Presiden pangkas harga tes PCR corona hingga 50% demi percepatan testing corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×