kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

KEK Kura-Kura Bali Diperkirakan Sedot Devisa Rp 477 Triliun Hingga Tahun 2052


Minggu, 05 Februari 2023 / 14:03 WIB
KEK Kura-Kura Bali Diperkirakan Sedot Devisa Rp 477 Triliun Hingga Tahun 2052
ILUSTRASI. Pemerintah memperkirakan Kawasan ekonomi khusus (KEK) Kura-Kura Bali mampu meraup devisa Rp 477 triliun hingga periode 2052.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memperkirakan Kawasan ekonomi khusus (KEK) Kura-Kura Bali mampu meraup devisa Rp 477 triliun hingga periode 2052, dengan target sebesar Rp 4,6 triliun dalam lima tahun pertama.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat berkesempatan meninjau langsung lokasi pembangunan KEK Kura-Kura Bali dan KEK Sanur di Denpasar, Provinsi Bali, Sabtu (4/02).

Airlangga mengatakan, kawasan ekonomi ini diharapkan melengkapi kawasan ekonomi kesehatan yang ada di Sanur. KEK Kura-Kura Bali dengan luas sekitar 498 Ha  belum lama ini telah disetujui dalam Sidang Dewan Nasional KEK untuk direkomendasikan penetapannya.

KEK Kura-Kura Bali akan mengembangkan kegiatan pariwisata luxury berkelas internasional yang diantaranya berupa Kawasan Marina Terintegrasi, centre for exellence for education and tech park, serta lifestyle wellness center.

Investasi di KEK Kura-Kura Bali sendiri ditargetkan sebesar Rp 104,4 triliun dan mampu menyerap 99.853 tenaga kerja ketika beroperasi secara ultimate pada 2052.

Baca Juga: Airlangga: KEK Berhasil Serap Tenaga Kerja 55.678 Orang Sepanjang 2022

Sementara itu, KEK Sanur yang ditetapkan pada bulan Juli 2022 lalu, merupakan KEK Kesehatan pertama di Indonesia yang mengembangkan fasilitas kesehatan dan pariwisata berkelas internasional.

Ditargetkan mampu merealisasikan investasi sebesar Rp 10,2 triliun, KEK Sanur juga diharapkan mampu menyerap 43.647 orang tenaga kerja. Selain itu, juga diharapkan terwujud penghematan devisa sebesar Rp 86 triliun dari WNI yang sebelumnya berobat ke luar negeri dan penambahan devisa sebesar Rp19,6 triliun secara kumulatif pada tahun 2022 hingga 2045.

“Diharapkan dengan adanya dua KEK ini, ekonomi Bali menjadi lebih sustain,” tutur Airlangga dikutip dari keterangan tertulisnya, Sabtu (4/2).

Belajar dari pandemi Covid-19 yang sempat menghentikan gerak laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Bali, pembangunan kedua KEK tersebut juga diharapkan dapat mentransformasi perekonomian di Provinsi Bali agar tidak hanya bergantung pada sektor pariwisata. “Ini kesempatan baik untuk direvitalisasi,” jelasnya.

Untuk diketahui, pemerintah menyiapkan KEK untuk menjadi kawasan yang memiliki keunggulan ekonomi dan geostrategis dalam mendukung peningkatan investasi. Selain itu, pengembangan KEK juga berperan penting dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi wilayah dan pemerataan pembangunan secara nasional.

Sebagai wujud implementasi dari UU Cipta Kerja, pemerintah terus mengupayakan transformasi kebijakan pengembangan KEK dengan menekankan orientasi pada terwujudnya KEK yang mampu membangun nilai tambah atas penguasaan teknologi dan sumber daya manusia.

Guna menjaga pengelolaan pengembangan KEK agar tetap seiring dengan dinamika ekonomi dan teknologi dunia, Pemerintah telah mengembangkan KEK Digital, KEK Maintenance Repair and Overhaul (MRO), KEK Pendidikan, KEK Pariwisata, dan KEK Kesehatan.

Baca Juga: Gaet 15 Investor, ITDC Kebut Pengembangan KEK Mandalika

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×