Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melalui peraturan menteri koordinasi perekonomian nomor 15 tahun 2017, Arun Lhokseumawe menjadi tambahan baru dalam daftar Kawasan Ekonomi Khusus. Namun, lokasi strategis dan insentif khusus area ini tidak membangkitkan minat investor karena tidak memiliki kelebihan khusus.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Kebijakan Publik Danang Girindrawardhana melihat KEK Arun Lhokseumawe (KEKAL), tidak akan menghasilkan daya tarik pertumbuhan investasi yang cepat. "Tidak ada positioning unique di situ," kata Danang, kepada Kontan, Rabu (21/2).
Menurutnya, posisi Arun tidak unggul secara geopolitik karena sudah ada kawasan lain di Singapura dan akan kalah oleh Kra Canal Thailand yang menghubungkan Samudra Hindia dengan Laut China Selatan dan memotong daratan Thailand. Dus kapal tidak harus memutar jauh hingga Singapura dan Indonesia.
Cra Kanal Thailand ini diperkirakan bakal beroperasi dalam lima tahun kedepan dan bisa mengikis keunggulan Aceh. "Apalagi Aceh hanya menjadi lokasi pelabuhan masuk dan keluar, namun tidak sebagai transhipment," tambah Danang.
Mengutip situs resmi KEK, walau baru disahkan pada 2017 lalu, progres KEKAL sangat cepat dan diyakini siap beroperasi tahun 2018 ini. Luas lahannya mencakup 2.600 hektare dan sudah dikuasai oleh badan usaha pengusul yaitu PT. Pertamina, PT. Pupuk Iskandar Muda, PT. Pelindo 1, dan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh.
KEKAL juga sudah dilengkapi dengan berbagai infrastruktur kawasan dan wilayah yang relatif sangat lengkap, yaitu pelabuhan, jalan, energi, air, dan rel kereta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News