Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Jika dihitung-hitung dari besarnya biaya makan, diperlukan sekitar Rp 1,2 M per hari untuk membiayai kebutuhan sehari-hari serikat pekerja PT Freeport Indonesia (PTFI) yang tengah menggelar aksi mogok kerja.
Jumlah itu diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi 8.000 karyawan yang tidak memperoleh upah dari pihak perusahaan karena aksi tuntutan kenaikan upah tersebut.
Sekretaris Hubungan Industrial SP PT Freeport Indonesia (PTFI) Tri Puspita, mengatakan, biaya hidup di Papua terbilang tinggi. Untuk satu kali makan saja, harus merogoh kocek minimal Rp 50 ribu. "Dalam satu hari, sekitar Rp 150 ribu yang dibutuhkan agar bisa hidup di sana. Tapi, di sana ada fasilitas dapur umum, sehingga biaya kebutuhan bisa diperkecil," kata dia usai menggelar peluncuran aksi pengumpulan koin Rp 1.000 di sekretariat Kontras, Jumat (25/11).
Mengingat besarnya kebutuhan itu, Tri mengatakan, para demonstran yang hingga saat ini masih berdiam di pintu masuk PT Freeport butuh dukungan dari berbagai kalangan agar dapat bertahan hingga tuntutannya dipenuhi perusahaan. Pasalnya, sejak 16 September lalu sejumlah demonstran tersebut tidak memperoleh upah dari perusahaan.
Menurutnya, hingga saat ini pihaknya telah menerima bantuan sebesar US$ 5.000 dari serikat pekerja asal Kanada yang telah disumbangkan melalui rekening SP PT Freeport. "Ada juga sumbangan dari para pensiunan perusahaan berupa bahan makanan yang langsung diberikan ke sana," jelas dia.
Alves Fonataba, Koordinator Tim Koin Solidaritas untuk Perjuangan Buruh Freeport mengatakan, pelaksanaan pengumpulan sumbangan tersebut merupakan tindakan kepedulian dari berbagai serikat pekerja di Indonesia. "Pihak manajemen pun menganggap aksi mogok itu ilegal sehingga mereka tidak wajib memberikan upah," tutur dia.
Ia menilai tuntutan kenaikan upah sebesar US$ 4 per jam pada tahun pertama dan US$ 7,5 per jam di tahun berikutnya merupakan hal yang wajar mengingat kontribusi PTFI kepada Freeport Corporation berada di atas rata-rata. Pendapatan Freeport setiap tahunnya sekitar Rp 41,04 triliun, bahkan, pada 2011 harga komoditi cenderung meningkat dan mampu mendongkrak keuntungan perusahaan hingga dua kali lipat.
Sedangkan total gaji dari 22.000 karyawan dalam setahun mencapai Rp 1,4 triliun atau hanya sekitar 0,34% dari jumlah pendapatan perusahaan. "Daya tahan pekerja yang mogok sangat luar biasa, semoga sumbangan dari masyarakat baik melalui koin maupun rekening menambah semangat teman-teman di sana,“ katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News