Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD) di kuartal III 2018 diperkirakan masih akan melebar dari CAD di kuartal II 2018.
Project Consultant Asian Development Bank Institute Eric Sugandi memperkirakan CAD di kuartal III 2018 sebesar 3,0% - 3,2% dari total produk domestik bruto (PDB). Eric mengatakan, langkah-langkah yang diambil pemerintah untuk menekan CAD, seperti perluasan B20 juga penerapan pajak penghasilan (PPh) pasal 22 terhadap 1.147 barang impor belum berdampak signifikan.
"Langkah-langkah yang diambil pemerintah belum terlihat signifikan di kuartla III 2018 karena belum benar-benar bisa diimplementasikan secara efektif di kuartal III dan baru dimulai menjelang akhir kuartal III," tutur Eric kepada Kontan.co.id, Kamis (8/11).
Eric memperkirakan, kebijakan tersebut akan lebih berdampak pada kuartal IV 2018, juga dikarenakan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai Oktober ini. "Tahun depan akan lebih terlihat," tambah Eric.
Dengan perkiraan CAD di kuartal IV lebih rendah dibandingkan kuartal III, Eric memprediksi CAD di 2018 akan mencapai 2,8% dari nominal PDB.
Lebih lanjut Eric menjelaskan, untuk menurunkan defisit necara dagang dengan lebih cepat, pemerintah memiliki pilihan untuk menaikkan harga BBM atau membatasi impor BBM. Akan tetapi, langkah tersebut akan berdampak pada kenaikan inflasi ditambah adanya biaya sosial politik.
Di sisi neraca jasa, pemerintah pun perlu mendorong eksportir dan importir lebih banyak menggunakan jasa perkapalan nasional dan asuransi nasional. Langkah yang bisa dilakukan dengan memberikan subsidi atau insentif pajak bagi industri pelayaran nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News