Reporter: Muhammad Julian | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) resmi memberikan izin penggunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) UNTUK vaksin virus corona (Covid-19) produksi Sinovac.
Dari hasil evaluasi uji klinis tahap 3 yang dilakukan di Bandung, BPOM menyebutkan bahwa vaksin bernama CoronaVac tersebut memiliki efikasi vaksinasi sebesar 65,3%.
Tingkat efikasi ini dinilai memadai oleh sejumlah epidemiolog. Epidemiolog dan Peneliti Pandemi Griffith University, Dicky Budiman mengatakan, tingkat efikasi di angka 65,3% sudah melampaui ambang batas Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) yang sebesar 50%.
“Untuk proteksi di 65,3%, jadi ini sebetulnya sudah menjadi satu dasar yang cukup kuat bahwa vaksin Sinovac ini memiliki efikasi yang memadai,” kata Dicky kepada Kontan.co.id, Senin (11/1).
Baca Juga: BPOM resmi memberikan izin penggunaan darurat vaksin Sinovac
Meski begitu, Dicky mengingatkan bahwa vaksinasi bukan merupakan hanyalah merupakan salah satu upaya menyelesaikan pandemi. Di luar vaksinasi, masyarakat yang sudah divaksin masih perlu menerapkan 5M, yakni memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas.
Selain itu, Dicky juga menilai bahwa pemerintah perlu terus menggencarkan upaya 3T yaitu Tracing, Testing, Treatment, sembar melakukan pemantauan secara terus menerus pelaksanaan vaksinasi di lapangan.
“Data ini akan menjadi dasar untuk lebih memahami performance dari vaksin tersebut berikut strategi-strategi yang perlu dilakukan ke depannya,” kata Dicky.
Baca Juga: BPOM keluarkan izin vaksin corona Sinovac, Jokowi akan divaksin Rabu (13/1)
Senada, Epidemiolog Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan bahwa tingkat efikasi vaksin CoronaVac sudah cukup memadai untuk digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa tingkat efikasi tersebut tidak serta merta membuat masyarakat bisa abai terhadap penerapan protokol kesehatan sehari-hari.
“Efikasi 65,3% ini kan artinya masih ada kemungkinan 35% kita tertular covid-19, jadi artinya kita tetap harus pakai masker,” kata Tri saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (11/1).
Meksi sudah memadai, Tri menyarankan bahwa pemerintah sebaiknya mencari vaksin Covid-19 dengan potensi efikasi yang lebih besar ke depannya dengan tetap memperhatikan aspek-aspek pertimbangan teknis seperti kemudahan vaksin dalam untuk didistribusikan, kecocokan karakteristik vaksin (seperti suhu dan lain-lain) dengan kesiapan sarana distribusi rantai dingin di Indonesia, dan lain-lain.
Selanjutnya: Vaksin corona sudah kantongi izin BPOM, ini tahapan vaksinasi di Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News