kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Kasus suap selesai, popularitas Demokrat naik lagi


Senin, 06 Februari 2012 / 15:25 WIB
Kasus suap selesai, popularitas Demokrat naik lagi
ILUSTRASI. Kurs dollar-rupiah di BNI hari ini Rabu 17 Februari, intip sebelum tukar valas. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/05/01/2016


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Test Test

JAKARTA. Partai Demokrat harus bekerja keras untuk meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat akibat masalah yang terus menghantam internal partai, terutama kasus suap Wisma Atlet Jakabaring, Palembang, yang menyeret kader Partai Demokrat.

Hal itu disampaikan Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat Andi Mallarangeng, Senin (6/2), menyikapi hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) terbaru. Hasil survei yang diumumkan Minggu (5/2) lalu itu menyatakan elektabilitas Partai Demokrat (PD) kian melorot akibat masalah internal partai.

LSI pada Minggu (5/2) melansir hasil survei elektabilitas Partai Demokrat yang kian melorot. Dalam survei tanggal 21 Januari-22 Februari 2012, elektabilitas Demokrat hanya 13,7%. Demokrat berada di urutan 3, di bawah Golkar yang berada di urutan 1 dengan suara 18,9% dan PDI Perjuangan di urutan 2 dengan suara 14,2%.

Karena itu, Andi mengharapkan proses hukum penanganan perkara suap Wisma Atlet dapat berjalan dengan baik. "Kami percaya KPK bisa menuntaskan kasus ini dengan segera, objektif dan profesional. Yang bersalah harus bertanggung jawab secara hukum. Sehingga Partai Demokrat bisa serius mengerjakan tugas-tugasnya," tutur Andi, usai rapat kerja dengan Komisi X DPR, Senin (6/2).

Meski begitu, Andi tak mau menyebutkan secara gamblang apakah nantinya jika Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum terbukti terlibat dan menjadi tersangka, apakah partai akan menon-aktifkan Anas secara otomatis. "Kami tidak akan berandai-andai. Kami serahkan dan percayakan kepada KPK. Kalau menjadi tersangka, otomatis harus mundur dari kepengurusan," tandas Andi.

Sebelumnya, Partai Demokrat kian disorot terkait kasus suap Wisma Atlet. Salah satu pengurus, yakni Angelina Sondakh, ditetapkan tersangka oleh KPK. Dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, nama Anas Urbaningrum serta dua anggota Fraksi Partai Demokrat, Mirwan Amir dan Mahyuddin juga disebut-sebut menerima aliran dana,

Hasil survei terakhir LSI memperlihatkan dukungan masyarakat terhadap Partai Demokrat terus menurun. Pada Januari 2011, Demokrat masih mendapat dukungan 20,5% responden. Pada Juni 2011, dukungan turun menjadi 15,5% dan Oktober 16,5%.

Pada survei terakhir, yakni Januari-Februari 2012, dukungan itu kembali turun menjadi 13,7%. Setidaknya, dari 1.200 responden yang berasal dari 33 provinsi, 13,7% saja yang masih akan memilih Demokrat. LSI menengarai, kasus suap proyek Wisma Atlet menjadi pemicu turunnya dukungan masyarakat. Apalagi, saat ini semakin banyak masyarakat yang mengetahui skandal suap Wisma Atlet.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×