CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Kasus Covid-19 Melandai, Sri Mulyani Akan Rombak Postur APBN


Selasa, 10 Mei 2022 / 22:58 WIB
Kasus Covid-19 Melandai, Sri Mulyani Akan Rombak Postur APBN
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan akan melakukan perombakan pada postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun ini. Hal ini dilakukan sebagai upaya penyesuaian bantalan prioritas masyarakat karena pandemi Covid-19 sudah mulai melandai.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perombakan ini akan dilakukan dalam dua bulan ke depan Bersama dengan  Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

“Implikasinya postur APBN-nya berubah, nah dalam 2 bulan ke depan, kita akan bicara dengan dengan DPR, kita sudah bicara disidang kabinet bagaimana postur APBN di 2022 ini akan bergerak berubah,” tutur Sri Mulyani dalam B-Talk yang diselenggarakan Kompas TV, Selasa (10/5).

Adapun menurutnya, dalam dua tahun terakhir APBN difokuskan hanya untuk penanganan pandemi Covid-19. Baik itu dengan memberikan vaksinasi kepada masyarakat, biaya penanganan rumah sakit untuk pasien yang terpapar, dan juga bantuan untuk masyarakat yang terdampak dengan bantuan sosial (bansos) agar bisa meningkatkan belanjanya karena mobilitasnya dibatasi.

Baca Juga: Bank Indonesia Terbitkan Kebijakan Penggunaan Rupiah Pada Kegiatan Internasional

Akan tetapi, tahun ini akan ada sedikit penyesuaian. Menurutnya, belanja Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) memang akan tetapi didominasi untuk memberikan bansos kepada masyarakat, namun kali ini dengan tujuan lain yaitu dalam bentuk bantalan subsidi untuk mengurangi shock yang dahsyat dari perekonomian global.

Misalnya, kondisi global yang saat ini cukup berbeda, baik itu karena masalah umum ekonomi,  inflasi global yang cukup tinggi, dan juga ekonomi yang terimbas akibat adanya perang antara Rusia dan Ukraina.

“Ini real dan dampaknya luar biasa. Ini menjadi risiko baru yang harus kita waspadai,” jelasnya.

Untuk itu, Lanjut Sri Mulyani, pemerintah akan terus berjaga-jaga dengan adanya tantangan ekonomi global ini, karena juga bisa menghambat pemulihan ekonomi nasional ke depannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×