kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid-19 di 5 provinsi melonjak, epidemiologi ini ingatkan potensi ledakan


Selasa, 11 Mei 2021 / 16:03 WIB
Kasus Covid-19 di 5 provinsi melonjak, epidemiologi ini ingatkan potensi ledakan
ILUSTRASI. Pengendara melintas depan mural imbauan memakai masker di tengah pandemi Covid-19 di Depok, Jawa Barat, Senin (10/5). KONTAN/Baihaki/10/05/2021


Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ahli Epidemiologi dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi di 5 provinsi di Indonesia merupakan alarm serius yang tidak boleh diabaikan. 

"Apa yang terjadi di Indonesia, peningkatan ini benar-benar sinyal serius, benar-benar alarm yang tidak boleh diabaikan karena sebetulnya ketika mengalami alarm seperti ini, situasi sebenarnya jauh lebih serius daripada yang dilaporkan," kata Dicky kepada Kompas.com, Selasa (11/5). 

Menurutnya, penularan Covid-19 di Indonesia sudah terjadi melalui tahap community transmition. Ini merupakan tahap terburuk yang dikategorikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). 

Dicky menyebutkan, banyak kasus Covid-19 di Indonesia yang belum bisa diidentifikasi secara maksimal, sehingga upaya untuk menekan penularan virus corona tak terselesaikan. 

"Dan, itu jadi bom waktu. Bom waktu akan meledak pada satu titik waktu yang di mana terjadi titik jenuh," ujar dia. 

Baca Juga: WHO tetapkan B.1.617 India sebagai varian virus corona yang perlu diwaspadai

Dicky mengibaratkan peningkatan kasus Covid-19 di 5 provinsi tersebut seperti puncak gunung es atau klaster Covid-19 yang tidak terindikasi selama berbulan-bulan. 

Lalu, gunung es tersebut mulai mengarah pada kelompok rentan seperti lansia. Sehingga, mulai terlihat lonjakan kasus Covid-19 yang cukup tajam. 

"Ini lah cikal bakal yang disebut dengan potensi ledakan kasus seperti India," ucapnya. 

Harus siap dengan skenario terburuk

Oleh karena itu, Dicky mengingatkan, terjadinya lonjakan infeksi bergantung pada respons masyarakat terhadap peningkatan kasus Covid-19 di 5 provinsi dan di berbagai negara. 

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus, Dicky meminta pemerintah memperketat pintu masuk ke Indonesia, memperkuat 3 T yaitu pemeriksaan (testing), pelacakan (tracing), dan perawatan (treatment).

Baca Juga: Jelang Lebaran, Satgas Covid-19 minta pemda perbaiki sistem pengawasan

Kemudian, memperkuat survelains genomik dan mempersiapkan fasilitas kesehatan di rumah sakit. 

"Kita harus siap dengan skenario terburuk, opsi RS darurat, alat kesehatan, oksigen, itu sudah harus disiapkan dari sekarang karena jangan sampai kita telat ketika terjadi ledakan kasus dan kita belum siap maka kematian akan begitu cepat karena Covid-19 dalam hitungan yang sulit kita prediksi," tegas Dicky. 

Sebelumnya, Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) Airlangga Hartarto menyebutkan, kasus Covid-19 naik di 11 provinsi. Dari angka tersebut, 5 provinsi di antaranya mengalami peningkatan yang cukup tajam. 

"Dari 30 provinsi yang melaksanakan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) mikro, 11 provinsi mengalami tambahan konfirmasi harian dengan 5 provinsi yang meningkat cukup tajam," kata Airlangga, Senin (10/5). 

Lima provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Riau, Sumatra Selatan, Aceh dan Kalimantan Barat. 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lonjakan Kasus Covid-19 di 5 Provinsi, Epidemiolog: Alarm Serius, Tak Boleh Diabaikan"

Penulis: Haryanti Puspa Sari
Editor: Krisiandi

Selanjutnya: Zona merah corona per 9 Mei 2021 turun jadi 12 wilayah, ini rinciannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×