kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kapolri: Koper senjata ilegal bukan milik Polri


Rabu, 25 Januari 2017 / 15:17 WIB
Kapolri: Koper senjata ilegal bukan milik Polri


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan, sepuluh tas berisi senjata yang ditemukan di Bandara El Fasher, Sudan, bukan milik Formed Police Unit (FPU) ke-8 Polri.

Sebanyak 139 polisi Indonesia yang hendak pulang usai menjalankan misi perdamaian PBB di Sudan, tertahan karena dianggap menyelundupkan senjata. "Hasil investigasi awal kita, baik dari kedutaan maupun laporan anggota yang ada di sana, itu menunjukkan indikasi kuat bahwa sepuluh koper itu bukan milik dari tim FPU Polri," ujar Tito di kompleks PTIK, Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Tito mengatakan, beberapa hari sebelum berangkat, 141 koper milik Polri sudah dilakukan pengecekan dan dinyatakan bersih. Saat hari kepulangan, setibanya di bandara, kembali dilakukan pengecekan. Jumlahnya sama dan koper-koper delegasi Indonesia semuanya seragam dan diberi tanda.

Kemudian, dilakukan pengecekan lewat X Ray. Sekitar 10 meter dari koper-koper milik Indonesia, terdapat tumpukan koper tanpa identitas dan berbeda jenis.

Petugas bandara Sudan bertanya apakah tas tersebut milik delegasi Indonesia. Tito mengatakan, saat itu rombongan membantahnya. Dilihat secara fisik saja berbeda. Saat dimasukkan ke mesin scan, terlihat puluhan senjata dan amunisi di dalam tas-tas tersebut.

Petugas kemudian menuduh rombongan Polri hendak menyelundupkan senjata dan amunisi tersebut. "Petugas kita menyangkal bahwa itu bukan milik kita dan tempatnya berbeda dengan tempat koper kita," kata Tito.

Tito mengatakan, mustahil Polri menyelundupkan amunisi karena produksi dalam negeri melimpah. Indonesia punya perusahaan Pindad yang memproduksi banyak amunisi untuk pengamanan negara.

Dengan demikian, kata Tito, kecil kemungkinan tas tersebut milik rombongan Indonesia. Agar masalah ini cepat diselesaikan, maka Polri juga akan mengirimkan tim ke Sudan. "Kami berangkat beri bantuan hukum, koordinasi setempat, termasuk PBB dan otoritas Sudan," kata Tito.

(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×