Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Jakarta. Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ( BNP2TKI ) memastikan, kapal yang ditumpangi WNI dan tenggelam di Pantai Batu Layar, Johor, Malaysia, Sabtu (23/7/2016), berlayar secara tidak resmi alias ilegal. Sebanyak 62 WNI yang menumpangi kapal tersebut tidak mempunyai berbagai dokumen perjalanan yang dibutuhkan.
"Para korban itu dalam pelayaran pulang dari Johor Bahru menuju Batam. Mereka melalui jalur tidak resmi untuk menghindari penangkapan karena tak memiliki dokumen perjalanan, serta tidak ingin membayar denda," kata Kepala BNP2TKI Nusron Wahid dalam keterangan tertulisnya, Senin (25/7/2016).
Nusron pun merasa sangat sedih dan terpukul karena jalur nonprosedural TKI kembali memakan korban jiwa. Nusron mengaku, dia serta jajarannya telah berulangkali mengingatkan para TKI nonprosedural untuk menggunakan jalur resmi ketika kembali ke Tanah Air.
Perjalanan resmi jauh lebih aman dan relatif lebih murah, ketimbang pulang secara illegal. Peringatan paling akhir disampaikan pemerintah pada 23 Juni 2016.
Ketika itu, Kepala BNP2TKI menegaskan agar para TKI yang pulang mudik dari Malaysia tidak menggunakan ‘jalan tikus’ atau jalur illegal karena sangat berbahaya. "Para TKI non prosedural itu biasanya berlayar di malam hari dengan menggunakan kapal kecil yang mudah tenggelam," kata Nusron.
Terkait para korban yang tewas, Nusron Wahid menyatan, pihaknya telah menghubungi Balai Pelayanan, Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP3TKI) untuk membantu memfasilitasi kedatangan jenazah dan mengurusnya sampai ke kampung halaman.
Berdasarkan keterangan KJRI Johor, otoritas Malaysia menemukan korban yang merupakan TKI itu pada Minggu (24/7/2016) pagi pukul 05.00 waktu setempat. Sebanyak 10 warga negara Indonesia (WNI) tewas dan 34 orang lainnya (26 pria dan 8 wanita) selamat akibat kapal yang mereka tumpangi tenggelam di di Pantai Batu Layar, Johor, Malaysia.
Dari hasil wawancara diketahui bahwa kapal mengalami mati mesin pada Sabtu (23/7/2016) sekitar pukul 23.00. Kapal kemudian dihempas oleh gelombang laut lalu tenggelam. Kejadian tersebut baru diketahui sejumlah nelayan Minggu sekitar pukul 05.00.
(Ihsanuddin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News