kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45981,69   -8,68   -0.88%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalau Eropa lockdown lagi, Indonesia berharap tak ganggu ekspor


Kamis, 24 September 2020 / 17:40 WIB
Kalau Eropa lockdown lagi, Indonesia berharap tak ganggu ekspor
ILUSTRASI. Sejumlah negara Eropa berencana melakukan lockdown untuk mencegah gelombang kedua penularan virus corona.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah negara Eropa berencana melakukan penutupan wilayah atau lockdown untuk mencegah gelombang kedua penularan virus corona (Covid-19). Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Didi Sumedi berharap penutupan wilayah di Eropa tak mengganggu ekspor.

Didi mengatakan, lockdown biasanya fokus pada membatasi pergerakan orang yang mayoritas menggunakan transportasi udara. "Mudah-mudahan tidak sampai mempengaruhi ekspor kita, karena mostly ekspor ke Eropa via cargo laut," ujar Didi saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (24/9).

Meski begitu, kekhawatiran tetap disampaikan pelaku usaha. Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menuturkan, lockdown akan menciptakan risiko negatif bagi perdagangan Indonesia.

Pasalnya, saat lockdown akan muncul risiko menurunnya permintaan dari negara tersebut. Padahal beberapa bulan terakhir permintaan telah menunjukkan kembali meningkat.

Baca Juga: Tak pandang bulu, sejumlah pemimpin negara berikut turut terinfeksi virus corona

Selain masalah turunnya permintaan, Shinta juga mengkhawatirkan akan adanya masalah dalam alur logistik ekspor. Hal itu telah terjadi pada Maret-April lalu saat Eropa lockdown pertama kali.

"Bila lockdown di negara ekspor tujuan membuat aktivitas logistik internasional dan internal di negara tersebut menjadi terganggu," terang Shinta.

Meski begitu, Shinta optimistis dampak yang dihasilkan dari lockdown kali ini tak separah sebelumnya. Sejumlah negara sudah kembali membuka aktifitas seperti China, Korea, dan Jepang yang juga merupakan mitra dagang terbesar Indonesia.

Selain itu, pelajaran saat lockdown pertama pun akan membuat logisitik kali ini berjalan lebih lancar. Namun, Shinta meminta kepada pemerintah untuk melakukan komunikasi dengan negara yang akan melakukan lockdown.

"Kami berharap pemerintah tetap melakukan pendekatan kepada negara rekan yang melakukan lockdown agar menjamin kelancaran aktifitas perdagangan," ujarnya.

Shinta berharap dengan pengetatan tersebut tak ada behan tambahan yang dikenakan kepada pelaku usaha. Sehingga berdampak pada efisiensi perdagangan dengan negara tersebut.

Selanjutnya: Kasus corona melonjak, Inggris wajibkan restoran dan pub tutup lebih awal

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×