kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kadis pariwisata jawab keraguan soal bus wisata


Rabu, 19 Februari 2014 / 10:46 WIB
Kadis pariwisata jawab keraguan soal bus wisata
ILUSTRASI. Foto udara pekerja melakukan pemeliharaan transmisi? jaringan kabel Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB, Senin (13/6/2022). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz


Sumber: Kompas.com | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA.Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Arie Budhiman menjawab keraguan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, yang akrab disapa Ahok. Dia menjamin bus tingkat wisata merk Wai Chai yang berasal dari China tidak bermutu seperti bus transjakarta yang karatan.

"Kalau menurut saya, tunggu beroperasinya nanti saja bagaimana, mogok-mogok dan bermasalah apa enggak. Pak Wagub jangan dulu menyamakan bus ini dengan bus umum biasa lainnya," kata Arie, kepada wartawan, di Jakarta, Selasa (18/2/2014).

Ari memaklumi kekhawatiran Wakil Gubernur karena peristiwa berkaratnya komponen transjakarta. Itu sebabnya Basuki menginstruksikan Dinas Pariwisata untuk membeli bus dari Eropa, seperti Mercedes Benz, Volvo, atau Scania. Namun, bus tingkat wisata bermerek Wai Chai itu sudah terlanjur dibeli.

Meski begitu, arahan Basuki itu akan dilaksanakan pada tahun ini. Disparbud DKI akan mengusulkan penambahan bus tingkat wisata dengan merek dan spesifikasi yang diinginkan Basuki. Usulan itu akan dimasukkan ke dalam e-katalog oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP). Untuk biaya pemeliharaan, DKI mengalokasikan anggaran Rp 4,5 miliar untuk lima unit bus wisata.

"Pemeliharaan bekerjasama dengan operator bus yang sudah biasa menangani pariwisata, seperti Blue Bird atau Panorama. Timnya jelas berbeda dengan bus lainnya," kata Arie.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menginginkan bus tingkat wisata memiliki standar internasional. Namun, setelah lima bus tingkat tiba, yang berbasis internasional hanya lisensinya saja, dari Australia. Sementara bodi dan mesin bus tingkat itu berasal dari China dan bermerek Wai Chai.

Hambatan lainnya adalah bus tingkat itu harus diujicoba terlebih dahulu di Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan. Seharusnya, Pemprov DKI dalam hal ini Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI mencontoh Solo yang sudah memiliki bus tingkat dengan merek Mercedes Benz atau Singapura dengan bus tingkat merek Mercedes Benz, Volvo, dan Scania.

"Kan konyol kalau beli mobil kayak begitu. Kenapa mesti beli mesin baru dan diujicoba dulu di Dirjen Perhubungan Darat, mana ada orang bodoh kayak begitu. Kalau beli mobil kan maunya sekali pakai," kata pria yang akrab disapa Ahok tersebut.

Pekan ini, bus tingkat wisata atau dobel decker mulai diujicoba hingga Minggu (23/2/2014) mendatang. Kemudian, pada Senin (24/2/2014) mendatang, lima bus wisata baru akan berkeliling Jakarta dan dioperasikan untuk umum. Ujicoba itu dilaksanakan untuk membiasakan para petugas untuk melayani penumpang di dalam bus. Setiap bus akan ada empat petugas yang melayani penumpang. Mulai dari sopir, petugas on board, polisi pariwisata, dan tour guide.

Rute yang ditempuh yakni mulai dari Bundaran Hotel Indonesia (HI)-Sarinah-Museum Nasional-Halte Santa Maria-Pasar Baru-Gedung Kesenian Jakarta-Masjid Istiqlal-Istana Merdeka-Monas-Balaikota-Sarinah, dan kembali ke Bundaran HI. Bus hanya akan berhenti di setiap halte untuk menaikkan dan menurunkan penumpang.

Pada tiga bulan pertama, penumpang tidak harus menggunakan tiket. Selanjutnya tiket akan disebar di hotel-hotel yang dilintasi bus tingkat wisata, seperti Hotel Kempinski, dan lainnya. Meskipun gratis, Disparbud DKI akan melakukan evaluasi secara berkala mengingat perilaku masyarakat yang belum tertib. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×