Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengusulkan pembentukan dewan bisnis, yaitu Asian Africa Business Council (AABC) organisasi yang didedikasikan untuk menjembatani sekaligus memfasilitasi kerja sama antar dunia usaha di kawasan itu.
"Pembentukan AABC menjadi isu penting, sebagai wadah untuk meningkatkan informasi bagi pengembangan kerja sama bisnis di Asia-Afrika," kata Ketua Kadin Indonesia, Suryo Bambang Sulisto, usai mendampingi Presiden Joko Widodo pada pembukaan Asian-Africa Business Summit, Konferensi Asia-Afrika 2015, Selasa (21/4).
Menurut Suryo, pembentukan dewan bisnis tersebut sekaligus untuk dapat mengidentifikasi berbagai potensi ekonomi dan bisnis terutama di negara-negara Afrika.
"Kita pada posisi mendorong agar arus investasi dan perdagangan antara kedua kawasan bisa meningkat. Untuk itu perlu semacam peningkatan intensitas komunikasi dan pertemuan antarpengusaha di kedua benua tersebut," tegasnya.
Menurut Suryo, kemitraan Asia-Afrika memasuki masa yang sangat menarik sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi di kedua benua, sehingga membuka peluang kerja sama ekonomi dan bisnis.
Menurut Kadin, bobot ekonomi kedua benua tersebut meliputi 75,3 persen penduduk dunia dan 28,5 persen Gross Domestic Bruto (GDB) dunia.
"Masih relatif kecilnya kontribusi GDB ini menunjukkan bahwa masih banyak potensi-potensi ekonomi yang belum tergali, terutama di sebagian besar negara-negara di Afrika," ujarnya.
Sementara itu, mantan Menteri Perindustrian RI MS Hidayat, yang juga pernah menjabat Ketua Umum Kadin Indonesia mengatakan mendukung usulan Indonesia agar dibentuk AABC agar lebih fokus dalam mengembangkan bisnis di kawasan itu.
Sesungguhnya ujar Hidayat, antar negara-negara Asia-Afrika sudah ada hubungan bilateral dan multilateral. Namun kurang mendalam karena cenderung mengikuti kegiatan yang bersifat kenegaraan.
"Dulu tahun 1955 hubungan Asia-Afrika terbentuk bukan karena forum ekonomi, tapi lebih pada solidaritas politik. Karena itu perlu ada komitmen antarnegara agar porsi kerja sama ekonomi diperbesar," ujarnya.
Dengan dibentuknya AABC kelak seluruh negara yang jumlahnya lebih 100 negara itu bisa lebih fokus dalam menginisasi kerja sama bilateral di bidang perdagangan, misalnya fasilitas ekspor-impor, serta promosi dan pembiayaan investasi termasuk pengembangan industri manufaktur di masing-masing negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News