kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jurus-jurus jangka pendek pemerintah atasi pelebaran CAD tahun ini


Selasa, 13 Agustus 2019 / 20:00 WIB
Jurus-jurus jangka pendek pemerintah atasi pelebaran CAD tahun ini
ILUSTRASI. Kantor pusat Bank Indonesia


Reporter: Grace Olivia | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) Indonesia belum kunjung membaik. Per kuartal II-2019, CAD justru makin tinggi mencapai US$ 8,4 miliar atau setara 3% dari produk domestik bruto (PDB). 

Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Adrianto mengatakan, pemerintah terus mengupayakan kebijakan untuk mengurangi CAD. 

“Tentu pemerintah terus mendorong penguatan ekspor dari sisi fiskal, termasuk melalui pembiayaan ekspor oleh LPEI (Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia),” kata Adrianto, Selasa (13/8).

Baca Juga: BI memproyeksikan defisit transaksi berjalan hingga akhir tahun 2,8% dari PDB  

Peran LPEI, lanjut Adrianto, terutama untuk memenuhi potensi ekspor ke negara-negara pasar baru seperti Afrika. Peran LPEI penting lantaran ekspor ke negara non-tradisional  secara komersial kurang feasible dan berisiko dalam pembiayaannya (default payment) serta memiliki tingkat risiko politik yang tinggi.

Di sisi impor, pemerintah juga membendung masuknya barang-barang yang dapat membuat industri dalam negeri sulit bersaing melalui penerapan bea masuk anti-dumping (BMAD). Kebijakan fiskal ini diakui Adrianto memang bukan secara langsung menyasar ke perbaikan CAD. 

Baca Juga: BI: PDB tumbuh rendah sebabkan pelebaran rasio CAD ke 3%

“Tapi ini untuk memberikan perlakuan adil dan perlindungan untuk industri di dalam negeri,” lanjutnya. 




TERBARU

[X]
×