Reporter: Yudho Winarto | Editor: Edy Can
JAKARTA. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) akan tetap memprioritaskan pembangunan angkutan publik massal untuk mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta. Namun, dia belum memastikan kapan kelanjutan proyek tersebut.
Dia mengaku sedang mengkaji dan memetakan proyek tersebut. "MRT-lah yang menjadi prioritas. Selain itu juga monorel yang semua berbasis transportasi massal," katanya seusai melepas keberangkatan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke London, Selasa (30/10).
Jokowi berkeinginan membangun sistem transportasi yang berintegarasi dengan pemukiman penduduk. Dalam waktu dekat dia akan memanggil Direktur Utama PT MRT Jakarta Tribudi Rahardjo untuk membahas keberlanjutan proyek ini.
Selanjutnya, dia juga akan bertemu Japan International Coorporation Agency (JICA) yang akan memaparkan proyek ini. JICA tidak lain lembaga yang menopang program pembangunan kawasan metropolitan ini. "Minggu depan Jepang kami undang," katanya.
Nasib megaproyek ini kini tengah ditunggu-tunggu. Pasalnya jika terjadi keterlambatan dalam pelaksanaan proyek ini, pemerintah akan menanggung denda sebesar Rp 800 juta per hari. Jokowi sendiri mengaku tidak mengerti perihal denda ini.
Pembangunan MRT terdiri dari enam paket, yakni tiga paket layang atau elevated dan tiga paket bawah tanah (underground). Dari keenam paket tersebut, yang sudah matang dan siap ke proses selanjutnya adalah pengerjaan paket underground.
Sebelumnya, sudah diumumkan bahwa ada tiga nominator yang diprediksi akan memenangkan tender ini, yakni nominator pertama mengerjakan dua paket, yaitu Shimitzu sebagai pimpinannya dengan anggota Obayashi, Wijaya Karya, dan Jaya Konstruksi.
Adapun untuk paket ketiga, nominatornya adalah konsorsium Sumitomo Mitsui Contrantion Company (SMCC) bersama Hutama Karya Join Operation. Pengumuman pemenang tender akan dilakukan pada medio September-Oktober 2012.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News