kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi sebut infeksi corona di 105 kabupaten/kota naik, awas Covid-19 gelombang 3


Selasa, 26 Oktober 2021 / 14:28 WIB
Jokowi sebut infeksi corona di 105 kabupaten/kota naik, awas Covid-19 gelombang 3
ILUSTRASI. Jokowi sebut infeksi corona di 105 kabupaten/kota naik, awas Covid-19 gelombang 3


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Waspada gelombang ketiga pandemi Covid-19 menyerang Indonesia. Presiden Joko Widodo menyebut tren kasus positif Covid-19 kembali naik di sejumlah wilayah.

Presiden Indonesia yang akrab disapa Jokowi ini mengungkap ada 105 kabupaten/kota di 30 provinsi yang mengalami kenaikan kasus positif Covid-19. "Ada 105 kabupaten/kota di 30 provinsi yang kasus positifnya naik. Meskipun, sekali lagi, meskipun sedikit tetapi tetap ini harus diwaspadai," kata Jokowi saat memberikan arahan secara virtual ke para kepala daerah se-Indonesia di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (25/10/2021).

Jokowi tak merinci 105 kabupaten/kota yang mengalami peningkatan kasus positif Covid-19 tersebut. Namun, beberapa yang sempat mengalami kenaikan kasus di antaranya Maluku Utara pada 3 minggu lalu. Kemudian, Papua Barat, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara pada 2 minggu lalu, serta Gorontalo, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tenggara pada minggu kemarin.

Jokowi mengatakan, sekecil apa pun kasus positif Covid-19 naik, jajaran kepala daerah harus meningkatkan kewaspadaan. Ia juga memerintahkan jajaran pemerintah memperkuat testing dan tracing.

"Meskipun kecil merangkak naik, tetap harus diwaspadai. Artinya apa? Kenaikan itu ada meskipun kecil. Oleh sebab itu, saya minta Gubernur, Pangdam, Kapolda mengingatkan kepada Bupati, Wali Kota, kepada Kapolres dan juga Dandim, Danrem agar tetap meningkatkan kewaspadaan, memperkuat tracing dan testing, dan juga tes betul-betul kontak eratnya dengan siapa," tutur Jokowi.

Presiden memerintahkan semua pihak memaksimalkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi, utamanya di mal, tempat wisata, dan pasar. Ia mengungkap, masih ada tempat publik yang belum menyediakan QR code PeduliLindungi, tetapi sudah kembali membuka fasilitas. "Controlling seperti ini harus diingatkan kepada keluarga kita, tempat-tempat wisata, mal, dan lain-lainnya harus terus diwaspadai dan dikontrol," kata dia.

Baca juga: Kemenag bersiap buka layanan umroh, berapa biaya umroh tahun 2021/2022?

Jokowi juga mengingatkan seluruh kepala daerah terus mempercepat vaksinasi. Hingga Senin 25 Oktober 2021, vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Indonesia telah diberikan kepada 113.424.379 penduduk. Sedangkan vaksin Covid-19 dosis kedua sebanyak 68.264.009 orang. Lalu vaksin Covid-19 dosis ketiga sebanyak 1.107.424 orang. 

Pemerintah menargetkan jumlah penerima vaksin Covid-19 sebanyak 208.265.720 orang. Dengan demikian, program vaksin Covid-19 masih harus digencarkan agar segera mencapai herd immunity.

Jokowi mewanti-wanti kepala daerah yang daerahnya masih mencatatkan angka vaksinasi di bawah 50 persen untuk mengejar ketertinggalan sehingga bisa melewati angka 50 persen pada November dan lewati 70 persen di akhir Desember. "Karena ini penting sekali dalam kita menjaga, melindungi rakyat kita dari terpaparnya Covid-19 dan juga yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi," kata Presiden.

Sebelumnya, Kompas.com memberitakan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memperingatkan gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang berpotensi terjadi di Indonesia. Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sejumlah negara tengah menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ketiga tersebut.

Tiga gelombang pandemi Covid-19 dunia masing-masing terjadi pada Januari 2021 sebagai puncak pertama, April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 sebagai puncak ketiga. Sementara, RI baru mengalami dua gelombang pandemi Covid-19.

"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021).

Menurut Epidemiolog Universitas Grifftith Australia Dicky Budiman, pandemi Covid-19 gelombang ketiga sangat mungkin terjadi, sebab mayoritas masyarakat Indonesia belum mempunyai imunitas untuk melawan virus atau tingkat vaksinasi yang masih cukup rendah.

Dicky menjelaskan, potensi pandemi Covid-19 gelombang ketiga bersifat dinamis. “Dulu saya memprediksi Oktober, tapi ini berubah lagi, mundur lagi, jadi Desember. Desemberpun gelombangnya menurun juga, merendah, nggak sebesar seperti prediksi sebelumnya,” tutur dia.

Ia memaparkan, ini disebabkan adanya intervensi yang dilakukan seperti PPKM yang diperpanjang lebih diperkuat. “Prediksi-prediksi ini tidak statis, dinamis banget. Artinya semakin kita konsisten, semakin disiplin dalam memberikan intervensi, termasuk capaian vaksinasi, ini akan membuat potensi (gelombang ketiga) itu semakin jauh atau mengecil tapi tetap ada, jauh mengecil,” tambah dia.

Sementara saat ini, Dicky mengatakan, dalam prediksi terakhir sesuai dengan perkembangan situasi terkini, pandemi Covid-19 gelombang ketiga mundur ke Desember.

Semoga pandemi Covid-19 gelombang ketiga tidak terjadi di Indonesia. Ayo patuhi protokol kesehatan!

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jokowi: Covid-19 Naik di 105 Kabupaten/Kota di 30 Provinsi",


Penulis : Fitria Chusna Farisa
Editor : Bayu Galih

Selanjutnya: Per 25 Oktober: Kasus aktif Covid-19 di Indonesia makin turun, tinggal 13.554 kasus

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×