kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Jokowi: Rujuk apa, yang berantem siapa?


Selasa, 29 November 2016 / 17:36 WIB
Jokowi: Rujuk apa, yang berantem siapa?


Sumber: Kompas.com | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Presiden Joko Widodo angkat bicara soal usulan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan rujuk nasional setelah aksi 2 Desember 2016.

Jokowi menilai, istilah rujuk nasional tersebut tidak tepat. "Rujuk apa? Yang berantem siapa? Saya kira rujuk-rujuk itu, la wong kita enggak berantem, kok," kata Jokowi usai makan siang dengan Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar di teras Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (29/11).

Jokowi menilai, kondisi bangsa saat ini baik-baik saja sehingga tak perlu ada rujuk nasional. Ia menyinggung pertemuannya dengan berbagai ormas Islam seperti MUI, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Muhammadiyah.

"Saya kira kita ini baik-baik saja. Hanya perlu sekali lagi kita mengingatkan pada semuanya tentang keberagaman itu, tentang pentingnya Pancasila, tentang pentingnya NKRI, tentang pentingnya Bhineka Tunggal Ika, mengingatkan itu saja," tegas Jokowi.

Usulan rujuk nasional disampaikan Ketua Umum MUI Ma'ruf Amin seusai pertemuan antara Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dan pihak Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI di Kantor MUI, Jakarta Senin (28/11). Ma'ruf menilai, pertemuan tersebut merupakan awal yang baik. Ia berharap ada tindaklanjut setelah acara 2 Desember mendatang.

Disepakati, GNPF akan menggelar doa bersama dan shalat Jumat berjamaah di Monas.

"Mudah-mudahan sesudah itu ada tindaklanjut lagi, yaitu kami usulkan adanya dialog nasional dalam rangka merajut kembali kesatuan dan persatuan bangsa menuju rujuk nasional," ucap Ma'ruf.

"Kembalinya kita secara nasional untuk menjadi bangsa yang utuh, bangsa yang saling menghargai, menghormati, menolong dalam rangka membangun negeri yang kita cintai menjadi negeri yang damai, aman, sejahtera," imbuh Ma'ruf. (Ihsanuddin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×