Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. World Bank atau Bank Dunia mengatakan bahwa harga beras di Indonesia 20% lebih mahal daripada harga beras di negara-negara Asean.
Selain itu, Bank Dunia juga menyebutkan bahwa rata-rata pendapatan petani Indonesia tak sebanding dengan naiknya harga beras.
Merespon hal tersebut, Presiden Jokowi mengatakan, jika harga beras baik, maka harga gabah juga baik. Lalu, jika harga gabah baik artinya harga jual petani juga mestinya baik, kalau tidak ada distorsi di lapangan.
Ia bilang, harga gabah yang sebelumnya hanya Rp 4.200 per kilogram (Kg), saat ini menjadi Rp 6.000 per Kg. Ia juga meminta pihak terkait mengecek langsung harga beras dan Nilai Tukar Petani (NTP).
Baca Juga: SPI Soroti Harga Beras di Indonesia Lebih Mahal Dibanding Negara Asean Lainnya
"Coba dilihat harga beras FOB (Free on Board) itu berapa, kira-kira US$ 530 sampai US$ 600 ditambah cost. Freight cost kira-kira US$ 40-an dollar. Kalau membandingkan itu mestinya di konsumen, itu akan kelihatan," ujar Jokowi usai meninjau Gudang Bulog Tanah Grogot, Paser, Kalimantan Timur (Kaltim), Kamis (26/9).
Seperti diketahui, NTP atau Nilai Tukar Petani tahunan pada tahun 2019 berada di angka 100,90.
Kemudian tahun 2020, NTP tahunan menjadi 101,65. Tahun 2021 menjadi 104,64.
Selanjutnya tahun 2022 di 107,33 dan terakhir NTP secara tahunan di 2023 berada di 112,46.
Selama kurun waktu 4 tahun, NTP telah meningkat hingga 11,45%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News