kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,44   -19,08   -2.04%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi: Panas Bumi punya potensi hingga 29.000 MW


Sabtu, 22 Agustus 2015 / 17:10 WIB
Jokowi: Panas Bumi punya potensi hingga 29.000 MW


Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan

PONTIANAK. Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Pontianak, Kalimantan Barat Sabtu, menyatakan panas bumi mempunyai potensi energi besar atau sekitar 29.000 megawatt (MW) dan ramah lingkungan. Namun sampai saat ini belum termanfaatkan.

"Selama ini kita terkonsentrasi pada pembangkit listrik menggunakan batubara, oleh sebab itu, akan digeser ke potensi kekuatan energi menggunakan energi panas bumi," kata Jokowi, Sabtu (22/8).

Ia menjelaskan, pemerintah saat ini sedang melakukan kajian terkait menggunakan potensi energi panas bumi itu untuk dijadikan energi terbarukan yang ramah lingkungan.

Jokowi menambahkan, dengan tingginya potensi kekuatan energi panas bumi untuk dijadikan energi terbarukan, jika diperlukan dibentuk BUMN khusus yang mengelola sumber energi itu.

Menurut dia, pemerintah saat ini memberikan perhatian khusus kepada energi baru dan terbarukan khususnya energi panas bumi, apalagi potensinya sangat besar mulai dari Sabang hingga Merauke.

Walaupun saat ini harga minyak bumi turun, tetapi tidak perlu dikhawatirkan oleh para investor yang menanamkan modalnya, karena bagaimanapun energi ini sekarang tidak lagi sebagai energi alternatif, tetapi sudah utama di tengah semakin tipisnya cadangan energi yang bersumber dari fosil seperti minyak bumi, katanya.

"Indonesia memiliki potensi baru dan terbarukan yang sangat besar dan kami yakin Indonesia bisa berdaulat energinya," tambahnya.

Ia juga mengatakan target membangun 35.000 MW diyakini akan tercapai. Asalkan, menurut dia, seluruh unsur mulai dari pemerintah pusat hingga masyarakat bisa memanfaatkan potensi ini. Bahkan, ia juga mengapresiasi kaum muda yang semakin peduli terhadap energi baru dan terbarukan.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×