kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Minta Suplai Beras ke Pasar Terus Dilakukan


Kamis, 15 Februari 2024 / 13:23 WIB
Jokowi Minta Suplai Beras ke Pasar Terus Dilakukan
ILUSTRASI. Jokowi mengakui distribusi beras terkendala karena adanya banjir di sejumlah daerah seperti di Demak. Selain itu, hasil panen beras juga belum masuk ke pasar.


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Jakarta.

Jokowi mengatakan, stok beras Pasar Induk Beras Cipinang masih banyak. Nantinya beras dari PIBC akan didistribusikan ke pasar-pasar tradisional dan ritel modern.

Jokowi mengakui distribusi beras terkendala karena adanya banjir di sejumlah daerah seperti di Demak. Selain itu, hasil panen beras juga belum masuk ke pasar.

Jokowi memprediksi harga beras akan kembali normal dalam seminggu atau dua minggu kedepan. Adanya panen raya juga diprediksi akan membuat harga beras kembali normal.

“Pokoknya pasar minta berarapun, beri. Daerah minta berapapun, beri. Baik yang SPHP maupun yang komersial, beri, barangnya ada,” ujar Jokowi di PIBC Jakarta dipantau dari Youtube Kompas TV, Kamis (15/2).

Jokowi menyebut, tidak ada hubungan antara bantuan pangan beras dengan harga beras di pasaran. Menurutnya, adanya bantuan pangan beras yang menahan harga beras tidak naik.

“Suplai diberikan dan terdistribusi dengan baik, otomatis harga akan terkendali,” kata Jokowi.  

Baca Juga: Mendag Zulhas Beberkan Penyebab Kelangkaan Beras, Ini Katanya

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa program beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) akan terus diakselerasi. Ini agar dapat memastikan distribusi beras sebagai kebutuhan pokok masyarakat dapat kembali normal di pasar-pasar.

“Mengenai SPHP, Bapak Presiden sudah memerintahkan Badan Pangan Nasional bersama Bulog tentunya, untuk menggelontorkan beras total 250 ribu ton. Biasanya dalam sebulan itu kita anggarkan sekitar 80 sampai 100 ribu ton, tapi Bapak Presiden perintahkan untuk di dobel ke 250 ribu ton,” ungkap Arief.

Menurut Arief, beras SPHP memang sangat diperlukan untuk masyarakat yang tidak mendapatkan bantuan pangan beras. Ia ingin masyarakat dapat kembali mudah menjumpai beras Bulog di modern market dan pasar tradisional.

“Dalam waktu seminggu ini, kita akan terus penuhi market. Target penyaluran SPHP di tahun ini 1,2 juta ton,” terang Arief.

Untuk diketahui, Perum Bulog telah menggelontorkan pasokan beras SPHP ke ritel modern. Sampai 12 Februari, secara keseluruhan total salur beras SPHP telah mencapai 3.657 ton. Kantor Wilayah (Kanwil) dengan penyaluran tertinggi antara lain DKI Jakarta & Banten 2.009 ton, Jawa Timur 637 ton, dan Jawa Tengah 192 ton.

Lebih lanjut, program penyaluran beras Bulog ke PIBC telah terlaksana sejak 2023 dan kembali berlanjut di 2024 ini. Tren harga beras medium (IR 64 III) di PIBC pun terkendali dengan baik. Per 13 Februari, harga beras medium (IR 64 III) di PIBC adalah Rp10.654 per kilogram (kg) dengan stok beras total mencapai 33.700 ton.

Stok beras di PIBC saat ini berada di atas rerata normal dengan target stok minimal di 30.000 ton.

“Pasca hari pemungutan suara Pemilu kemarin, mulai hari ini bantuan pangan beras kita lanjutkan kembali dan ada pula program GPM (Gerakan Pangan Murah) di berbagai daerah,” ucap Arief.

Realisasi bantuan pangan beras sebelum di setop sementara sampai 7 Februari lalu, telah menyentuh 185.000 ton. Target penyaluran pada 2 bulan pertama di 2024 adalah 440.000 ton. Untuk GPM, selama Januari 2024 telah terlaksana sebanyak 429 kali yang tersebar luas di 85 kabupaten kota.

Sementara GPM di Februari ini ditargetkan terlaksana sebanyak 234 kali di 65 kabupaten kota dan dapat terus bertambah sesuai kolaborasi antara NFA dengan pemerintah daerah.

Baca Juga: Jokowi Angkat Bicara Soal Kelangkaan Beras Premium

Seperti diketahui, Badan Pusat Statitistik (BPS) mencatat, volume impor beras pada sebanyak 443.910 ton pada Januari 2024. 

Jumlah volume impor beras pada awal tahun ini naik 82,19% secara tahunan atau year on year (yoy), bila dibandingkan dengan volume impor pada Januari 2023 yang sebesar 243.650 ton. 

Bahkan, data BPS juga menunjukkan kalau volume impor beras pada awal tahun 2024 ini lebih tinggi bila dibandingkan dengan total volume impor beras sepanjang tahun 2022. 

Adapun volume impor beras periode Januari 2022 hingga Desember 2022 sebanyak 429.200 ton. 

Pada awal tahun ini, Indonesia paling banyak mengimpor beras dari Thailand, yaitu mencapai 237.640 ton beras. Ini pun naik 125,45% yoy. 

Kemudian disusul dengan beras dari Pakistan. Indonesia mengimpor sebanyak 237.640 ton, atau naik 437,51% yoy. 

Sedangkan impor beras dari Myanmar tercatat 41.640 ton, Impor beras dari Vietnam sebesar 32.340 ton, dan dari Kamboja 2.500 ton. 

Dengan total volume tersebut, Indonesia berarti telah mengimpor beras dengan total senilai US$ 279,2 juta pada Januari 2024. 

Paling banyak, Indonesia merogoh kocek untuk mengimpor beras dari Thailand senilai US$ 153 juta, Pakistan senilai US$ 79,3 juta, dan Myanmar senilai US$ 23,98 juta.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×