kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.149   51,00   0,31%
  • IDX 7.068   84,02   1,20%
  • KOMPAS100 1.055   14,87   1,43%
  • LQ45 830   12,78   1,56%
  • ISSI 214   1,72   0,81%
  • IDX30 423   6,78   1,63%
  • IDXHIDIV20 510   7,73   1,54%
  • IDX80 120   1,71   1,44%
  • IDXV30 125   0,57   0,46%
  • IDXQ30 141   1,92   1,38%

Mendag Zulhas Beberkan Penyebab Kelangkaan Beras, Ini Katanya


Kamis, 15 Februari 2024 / 04:14 WIB
Mendag Zulhas Beberkan Penyebab Kelangkaan Beras, Ini Katanya
ILUSTRASI. Mendag Zulkifli Hasan buka suara terkait penyebab kelangkaan dan melonjaknya harga beras di pasaran beberapa waktu terakhir.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu terakhir, beras tampak langka di pasaran. 

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan pun buka suara terkait penyebab kelangkaan dan melonjaknya harga beras di pasaran beberapa waktu terakhir. 

Menurutnya, hal ini disebabkan salah satunya oleh masa panen beras di dalam negeri yang lambat sehingga pemerintah harus memasok beras impor ke pasaran agar kebutuhan masyarakat terpenuhi. 

"Beras itu memang kita lambat kan panennya. Nanamnya lambat, panennya lambat. Tetapi kan kita (pemerintah) sudah isi dengan impor yang banyak," ujarnya saat ditemui di TPS 179, Cipinang Muara, Jakarta, Rabu (14/2/2024).

Untuk itu, pemerintah berupaya menggelontorkan beras impor ke masyarakat. Meski demikian, pemerintah juga memastikan impor beras ini tidak merugikan petani lokal. 

"Sekarang di petani harga beras itu kan dibeli Rp 11.000-an, gabah itu Rp 8.000 jadi tinggi sekali. Nah untuk mengatasi harga mahal itu, pemerintah, Bulog suplai ke pasar-pasar dari 100.000 sampai 200.000 ton per bulan, sekarang ditingkatin 250.000 ton," ucapnya. 

Baca Juga: Harga Bahan Pokok Masih Mendaki, Belanja Masyarakat Menurun pada Awal 2024

Pedagang malas jual beras Bulog 

Biang kerok kelangkaan beras di pasaran juga disebabkan oleh para pedagang yang enggan menjual beras dari Perum Bulog. 

Pasalnya, beras Bulog hanya menghasilkan keuntungan yang sedikit bagi mereka. 

Sebagai informasi, beras Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP) dibanderol Rp 10.900 per kilogram (kg) sesuai dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan. 

"Rupanya kemarin di pasar itu pedagang pasar agak malas jual beras Bulog yang berasnya bagus tapi harganya murah karena disubsidi karena untungnya sedikit cuma Rp 200," ungkap Zulhas.

Oleh karenanya, pemerintah mensubsidi beras Bulog tersebut agar keuntungan bagi para pedagang lebih besar yakni menjadi Rp 500 sehingga menarik mereka untuk menjual beras lebih banyak ke masyarakat. 

Baca Juga: Jokowi Angkat Bicara Soal Kelangkaan Beras Premium

Bahkan, kata Zulhas, pedagang bisa mendapatkan untung lebih besar lagi jika menjual beras dengan ukuran eceran selama pengemasan beras ukuran kecil itu dilakukan sendiri. 

"Kalau dikirim karungan ke pasar-pasar, pasar bisa packing sendiri dapat upah lagi Rp 210. Kita mau untung Rp 500, jadi bisa Rp 710, menarik gitu. Mudah-mudahan ini pedagang pasar akan tertarik untuk membantu masyarakat yang kesulitan karena harga beras naik, ada beras Bulog yang bagus, harganya murah karena disubsidi," terangnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Penyebab Kelangkaan Beras Menurut Mendag"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×