kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Jokowi minta pembangunan jalur kereta dipercepat


Senin, 13 Juli 2015 / 11:49 WIB
Jokowi minta pembangunan jalur kereta dipercepat


Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Presiden Joko Widodo memerintahkan menterinya segera mempercepat pembangunan moda transportasi kereta api cepat (High Speed Rain) dan ringan (Light Rail Transit). Dia memandang, moda tersebut sampai saat ini paling murah dan efisien, sehingga pembangunannya harus segera digeber.

Jokowi mengungkapkan ini dalam Rapat Terbatas tentang Pembangunan Kereta Cepat yang dihadiri oleh menteri Kabinet Kerja yang antara lain terdiri dari Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perhubungan  Ignasius Jonan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Pu-Pera) Basuki Hadimuldjono, dan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro.

Dia bulang, tidak ingin pembangunan berbagai macam infrastruktur, termasuk salah satunya kereta api terlambat dilakukan. Dia beralasan, keterlambatan pelaksanaan proyek infrastruktur semakin mempersulit pelaksanaan pembangunan.

Bukan hanya itu saja, Jokowi juga mengatakan, keterlambatan juga akan membuat harga lahan untuk pembangunan infrastruktur menjadi mahal. "Contoh MRT Jakarta, perencanaan sudah 26 tahun, tapi karena terlambat diputuskan, pembangunan sulit karena wilayah padat, dan mahal karena harga lahannya semakin mahal, ini tidak boleh lagi," katanya di Jakarta Senin (13/7).

Jokowi mengatakan, ada beberapa proyek kereta yang saat ini sudah direncanakan dan dilaksanakan pembangunannya, seperti; Kereta Cepat Jakarta- Bandung dan kereta ringan alias LRT. "Saya harap, high speed train dari kota ke kota, bisa mulai dilaksanakan tahun ini," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×