kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.928.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.520   -20,00   -0,12%
  • IDX 6.833   5,05   0,07%
  • KOMPAS100 987   -1,19   -0,12%
  • LQ45 765   1,61   0,21%
  • ISSI 218   -0,33   -0,15%
  • IDX30 397   1,17   0,30%
  • IDXHIDIV20 467   0,48   0,10%
  • IDX80 112   0,13   0,12%
  • IDXV30 114   0,08   0,07%
  • IDXQ30 129   0,38   0,29%

Jokowi minta pabrik sagu Papua pakai tenaga lokal


Jumat, 01 Januari 2016 / 16:29 WIB
Jokowi minta pabrik sagu Papua pakai tenaga lokal


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

SORONG. Presiden Joko Widodo menyambangi pabrik sagu milik Perum Perhutani di Distrik Kais, Sorong Selatan, Jumat (1/1/2015).

Kedatangannya ke pabrik tersebut disambut dengan tari Yembo oleh masyarakat desa Kais sebagai bentuk ucapan selamat datang.

Jokowi tiba bersama ibu negara, Iriana Widodo dan Menteri Pariwisata, Arief Yahya menggunakan heli TNI Angkatan Udara.

"Saya ingin ada pabrik tepung sagu ini bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya," ujar Jokowi dalam sambutannya di pabrik sagu di Kais, Sorong Selatan, Jumat siang.

Jokowi berharap, Perum Perhutani memberdayakan masyarakat sekitar pabrik sebagai pekerjanya.

Pabrik tersebut merupakan yang terbesar di Papua dengan luas pabrik 5 hektar.

Sementara konsesi lahan hutan sagunya mencapai 16 ribu hektar.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar menyatakan, luas lahan sagu di Papua Barat sebesar 600 ribu hektar.

Sementara itu, di Sorong Selatan, hutan sagu yang dapat dimanfaatkan untuk produksi seluas 349 ribu hektar.

Menurut Mustoha, keberadaan pabrik sagu akan mempercepat proses pengolahan dengan jumlah yang banyak.

"Masyarakat petani sagu tradisional papua hanya sanggup mengolah satu batang sagu selama dua minggu karena belum ada alat pengolah yang meningkatkan produksi," kata Mustoha.

Tak hanya itu, ampas sagu yang biasanya terbuang juga dapat diolah menjadi bahan baku energi.

Sementara bahan bakunya diambil langsung dari masyarakat Kais yang tinggal di sekitar pabrik dengan harga Rp 9.000 rupiah per tual.

"Hasil produksi pabrik sagu ini dapat dimanfaatkan sebagak alternatif untuk substitusi beras yang didatangkan dari Jawa sehingga tepung sagu ini bisa sebagai cadangan makanan masyarakat papua," kata Mustoha.

"Saya berharap pembangunan pabrik ini didukung juga oleh sinergi BUMN karena kita dan masyarakat Kais butuh dukungan listrik, depo BBM, klinik, pendidikan, kantor pos, perbankan," ucapnya.

(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×