kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Jokowi minta jajarannya lakukan mitigasi dan antisipasi hadapi kemarau panjang


Senin, 15 Juli 2019 / 16:16 WIB
Jokowi minta jajarannya lakukan mitigasi dan antisipasi hadapi kemarau panjang


Reporter: Abdul Basith | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat musim kemarau tahun ini akan lebih kering. Puncak musim kemarau akan berlangsung mulai Agustus sampai September 2019. Untuk itu, Presiden Joko Widodo meminta semua jajarannya mengantisipasi kondisi ini dan melakukan mitigasi kekeringan. 

"Saya minta para menteri, kepala lembaga, dan gubernur segera melakukan langkah antisipasi, mitigasi terhadap dampak kekeringan ini," ujar Jokowi dalam rapat terbatas di Kantor Presiden, Senin (15/7).

Baca Juga: Antisipasi musim puncak kekeringan, ini langkah yang dilakukan Kementerian PUPR

Jokowi mengatakan, perlu adanya peninjauan langsung ke lapangan harus dilakukan untuk melihat dampak kekeringan tersebut. Kemudian pemerintah juga perlu memastikan kecukupan suplai air bagi daerah yang mengalami kekeringan. Menurut Presiden, suplai air dibutuhkan baik air bersih mau pun air untuk pertanian.

Hal itu untuk mengantisipasi adanya risiko gagal panen karena dampak kekeringan. "Kalau perlu  kita lakukan modifikasi cuaca dan pembangunan sungai bor," terang Jokowi.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga diminta untuk memantau dan mengendalikan titik panas (hotspot). Hal itu diharapkan dapat mengantisipasi dan menghindari terjadinya kebakaran hutan dan gambut.

Baca Juga: Menjelang Musim Kemarau, Pemerintah Antisipasi Gangguan Pasokan Komoditas Pangan

Kekerangan terjadi di sejumlah provinsi seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Tingkat keadaan di sejumlah daerah pun berbada dalam hal intensitas hujan. Jokowi bilang ada daerah yang berstatus waspada dengan keadaan 21 hari tanpa hujan, status siaga dengan keadaan 31 hari tanpa hujan, dan status awas dengan keadaan tanpa hujan selama 61 hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×