kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Jokowi memarahi menteri, Pengamat: Lagu lama kaset usang


Rabu, 01 Juli 2020 / 15:28 WIB
Jokowi memarahi menteri, Pengamat: Lagu lama kaset usang
ILUSTRASI. Presiden Joko Widodo (tengah) memimpin rapat kabinet terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi COVID-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (29/6/2020). ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/Pool/wsj.


Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago mengkritik tindakan Presiden Joko Widodo memarahi menteri Kabinet Indonesia Maju.

Video Jokowi yang memarahi para menteri dalam sidang kabinet paripurna tanggal 18 Juni 2020 baru diunggah oleh akun youtube resmi Sekretariat Presiden 10 hari kemudian. Langkah tersebut dinilai mempertontonkan upaya politik Jokowi merebut simpati masyarakat Indonesia.

"Ini bagian dari lagu lama, kaset usang,  sebagai presiden dengan kinerja buruk dan berupaya menempatkan diri sebagai "pahlawan" yang memperjuangkan demi kepentingan 267 juta rakyat Indonesia, dengan memarahi dan membentak-bentak menterinya di panggung depan," ujar Syarwi dalam keterangan resmi, Rabu (1/7).

Baca Juga: Pelaku usaha dukung Presiden Jokowi lakukan reshuffle menteri bidang ekonomi

Langkah tersebut dinilai sebagai pencarian kambing hitam atas buruknya kinerja penanganan virus corona (Covid-19). Bila sebelumnya Jokowi kerap menjadi fokus kritik, akibat memamerkan kemarahannya kritik akan bergeser pada para jajaran pembantunya.

Padahal tindakan tersebut disampaikan Pangi mempertontonkan ketidakmampuan presiden dalam memimpin pemerintahan. Pangi menyarankan langkah reshuffle lebih patut dilakukan dari pada menunjukkan kemarahan.

"Ketimbang marah-marah di depan para menteri, jauh lebih berkelas beliau melakukan reshuffle senyap berbasis kinerja," terang Pangi.

Dasar kinerja dalam penentuan reshuffle menjadi faktor yang harus ditekankan. Ia bilang saat ini sudah bukan waktunya reshuffle berdasarkan pembagian kue antar partai politik.

Guna mencapai reshuffle berdasarkan kinerja tersebut, perlu ada lembaga independen yang menilai kinerja menteri. Pangi mengingatkan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) presiden sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×