Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Bursa kandidat menteri kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK), berubah total. Penilaian Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) terhadap rekam jejak para kandidat menteri yang membuat peta kandidat harus ditata ulang.
Kabar yang santer beredar, sekitar 15 nama kandidat memiliki jejak dugaan korupsi, minimal tersenggol. Dan kabarnya, mayoritas yang masuk daftar merah calon menteri versi KPK, alias terindikasi terlibat kasus korupsi tersebut adalah kandidat menteri yang disorongkan oleh PDI Perjuangan dan Megawati. Itulah yang membuat Jokowi perlu mengocok ulang formasi calon kabinetnya.
Jokowi tidak menampik bahwa rekomendasi KPK dan PPATK membuatnya harus mengubah komposisi calon menteri. "Mestinya dievaluasi, kalau tidak apa gunanya KPK dan PPATK," tandasnya, Selasa (21/10). Sayang, dia enggan mengungkapkan kandidat yang lolos saringan KPK dan PPATK, maupun yang lolos dari seleksi tersebut.
Hanya saja, Jokowi terus memanggil sejumlah calon menteri, Senin (20/10) hingga Selasa (21/10) dinihari. Bahkan, sejumlah nama dipanggil ke Istana Kepresidenan dan potensial mengisi pos menteri kabinet yang akan diumumkan dalam waktu dekat ini.
Nah, salah satu sumber KONTAN menyebutkan, sejumlah nama yang masuk daftar kandidat menteri ekonomi. Misalnya, Darmin Nasution, Sri Mulyani, Agus Martowardojo, serta Chairul Tanjung yang kemarin bertemu Jokowi, digosipkan mengisi pos Menko Perekonomian.
Sementara nama Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara, yang dipanggil ke Istana kemarin (21/10), mantan Wakil Menteri Keuangan Bambang Soemantri Brodjonegoro, serta ekonom Megawati Institute, Sri Adiningsih, masuk bursa calon menteri keuangan. Sejauh ini, masing-masing kandidat itu menolak berkomentar. "Saya hanya memberi konsultasi kepada Jokowi," tandas Chairul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News