Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Rizki Caturini
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengembangan pembangunan pembangkit listrik disesuaikan dengan pertumbuhan ekonomi. Untuk itu Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tidak mempermasalahkan apabila target megaproyek ketenagalistrikan 35.000 Megawatt (MW) tidak tercapai.
"Ya itu target (35.000 MW) tapi juga menyesuaikan dengan kebutuhan. Target tersebut setelah dihitung-hitung dengan pertumbuhan ekonomi misalnya kebutuhannya tidak 35 GW tapi 32 GW. Kalau terlalu over juga membebani PLN," ungkapnya usai meresmikan pembangunan PLTU Jawa 7, 9 dan 10, di Cilegon, Banten, Kamis (5/10).
Jokowi bilang, apapun kebutuhan baik rumah tangga, industri, perhotelan, pariwisata baik di provinsi, di daerah itu semuanya itu membutuhkan listrik. Jadi, ia tetap terus kejar ke Menteri ESDM Ignasius Jonan, Menteri BUMN Rini Soemarno, Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir agar kecukupan listrik itu betul-betul mencukupi.
"Tapi seperti tadi saya cerita, dulu kalau ke daerah-daerah pasti gubernurnya ngomong kesulitan listrik. Turun lagi ke Kabupaten, Bupatinya juga ngomong. Sekarang saya enggak dengar (kesulitan listrik)," klaimnya.
Tapi, kata Jokowi, saat ini memang kebutuhan listrik tetap masih kurang. Tapi kalau dikejar kira-kira pada tahun 2019 akan kelihatan hasil. "Tapi apapun kebutuhan listrik pasti ada permintaan untuk naik . Jangan sampai terlambat lagi," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News