Reporter: Adi Wikanto | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu penasihat di Bloomberg New Economy. Berikut sepak terjang Jokowi di bidang perekonomian nasional selama ia menjabat sebagai Presiden Indonesia dari tahun 2014-2024.
Diberitakan Kompas.com, Jokowi ditunjuk menjadi anggota Dewan Penasihat Global pada Bloomberg New Economy. Dilansir dari laman resminya pada Senin (22/9/2025), Bloomberg New Economy merupakan platform global untuk dialog dan pertukaran wacana tentang transformasi ekonomi bagi pasar yang sedang berkembang.
Jokowi menjadi salah satu dari 22 anggota Dewan Penasihat Global Bloomberg New Economy. Selain Jokowi, ada sejumlah tokoh penting yang ditunjuk sebagai Dewan penasihat Global Bloomberg New Economy, yakni:
- Mantan Chief Economist organisasi moneter dunia (IMF) Gita Gopinath yang juga menjadi anggota Dewan Penasihat Global.
- Wakil Perdana Menteri dan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura, H.E. Gan Kim Yong, yang ditunjuk sebagai Ketua Kehormatan Dewan Penasihat Global
- mantan Perdana Menteri (PM) Italia Mario Draghi, sebagai Ketua Kehormatan Dewan Penasihat Global .
Baca Juga: M6 Terlaris Agustus 2025, 4 Mobil Listrik BYD Masuk 10 Besar, Cek Harga BYD Terbaru
Bloomberg menjelaskan bahwa Dewan Penasihat Global dibentuk pada April 2025 untuk membantu mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi dunia. Para individu yang ditunjuk menjadi anggota kelompok penasihat ini memiliki pengalaman di tingkat tertinggi dalam dunia bisnis, pemerintahan, dan organisasi multilateral. "Sehingga masukan mereka akan sangat penting dalam memandu upaya kami," demikian tulis Bloomberg.
Bloomberg New Economy sendiri akan mengumpulkan para pemimpin dari seluruh pemerintahan dan perusahaan swasta dunia untuk menghadapi tantangan terbesar terhadap kesejahteraan global serta berkolaborasi mencari solusi.
Tonton: Tampil Perdana Jelaskan Kondisi APBN Terkini, Purbaya Sebut Defisit Melebar & Penerimaan Pajak Masih
Rekam jejak perekonomian Indonesia di bawah Jokowi
Selama dua periode kepemimpinan Presiden Jokowi, Indonesia menunjukkan kinerja ekonomi yang cukup solid di tengah berbagai tantangan global. Mulai dari pembangunan infrastruktur masif hingga penguatan sektor industri dan hilirisasi, pemerintah terus mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Padahal, perekonomian nasional mendapat tantangan berat, seperti perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China. Kemudian, pandemi Covid-19 yang berlangsung lebih dari dua tahun sejak tahun 2020.
1. Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Kisaran 5 Persen
Selama era Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia relatif stabil di kisaran 5 persen per tahun, dengan pengecualian pada tahun 2020 akibat pandemi COVID-19.
Data Pertumbuhan Ekonomi Indonesia (2014–2024):
Tahun | Pertumbuhan Ekonomi |
---|---|
2014 | 5,01% |
2015 | 4,88% |
2016 | 5,03% |
2017 | 5,07% |
2018 | 5,17% |
2019 | 5,02% |
2020 | -2,07% (kontraksi) |
2021 | 3,70% |
2022 | 5,31% |
2023 | 5,05% |
2024 | 5,03% |
Pertumbuhan ini mencerminkan ketahanan ekonomi nasional, terutama setelah masa pemulihan dari pandemi. Pemerintah berhasil mengembalikan laju pertumbuhan ke level pra-pandemi sejak 2022.
2. Kemiskinan Menurun ke Level Terendah Sejak 20 Tahun Terakhir
Penurunan angka kemiskinan menjadi salah satu capaian utama pemerintahan Jokowi.
Data Kemiskinan Indonesia:
- Maret 2014: 28,28 juta jiwa (11,64%)
- Maret 2024: 25,22 juta jiwa (9,03%)
- Maret 2025: 23,85 juta jiwa (8,47%) → terendah dalam 20 tahun
Meski sempat naik saat pandemi, angka kemiskinan berhasil ditekan kembali dengan berbagai program bantuan sosial, pembangunan desa, dan pemberdayaan ekonomi mikro.
Tonton: Strategi Menkeu Purbaya Perbaiki Coretax Dalam Sebulan
3. Pengangguran Berhasil Ditekan
Tingkat pengangguran juga menunjukkan tren penurunan yang positif, meskipun sempat meningkat pada masa pandemi.
Data Pengangguran (Tingkat TPT):
Tahun | Tingkat Pengangguran (%) |
---|---|
2014 | ~ 4,05 % |
2015 | ~ 4,51 % |
2016 | ~ 4,30 % |
2017 | ~ 3,78 % |
2018 | ~ 4,39 % |
2019 | ~ 3,59 % |
2020 | ~ 4,26 % (kenaikan karena pandemi) |
2021 | ~ 3,83 % |
2022 | ~ 3,46 % |
2023 | ~ 3,42 % |
2024 | ~ 3,30 % |
Angka pengangguran saat ini sudah kembali ke bawah 3,5%, menandakan pemulihan pasar tenaga kerja nasional.
Baca Juga: BBM Shell Semakin Sulit Didapat, Wamenkeu ESDM Janjikan Pasokan Normal Minggu Ini
4. Sektor Manufaktur Tumbuh, PMI Konsisten Ekspansi
Sektor industri manufaktur menunjukkan kinerja positif pasca pandemi. Hal ini tercermin dari Purchasing Managers’ Index (PMI) yang konsisten di atas 50—angka yang menandakan ekspansi sektor.
Data PMI Manufaktur Indonesia:
- Maret 2024: 54,2 poin
- Februari 2025: 53,6 poin
PMI di atas 50 selama dua tahun terakhir menunjukkan sektor industri kembali bergairah, seiring investasi besar di sektor hilirisasi, energi, dan logam dasar.
5. Penanaman Modal (Investasi) Naik Signifikan
Salah satu pencapaian strategis Jokowi adalah meningkatnya minat investor dalam dan luar negeri terhadap Indonesia.
Realisasi Investasi Indonesia:
Tahun | Total Investasi (Rp) |
---|---|
2022 | Rp 1.207,2 triliun |
2023 | Rp 1.418,9 triliun |
2024 | Rp 1.714,2 triliun |
Pada 2024, sektor manufaktur menyumbang Rp 721,3 triliun atau 42,1% dari total investasi, menjadikannya sektor unggulan dalam penciptaan nilai tambah.
Selanjutnya: Inflasi Australia Agustus Paling Tinggi Setahun, RBA Tetap Hati-hati
Menarik Dibaca: Cek Daftar KA dan Cara Beli Flash Sale Tiket Kereta Rp 80 Ribu, Mulai 24-28 September
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News