kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jokowi Ingin Beli Minyak Rusia, Ekonom Ingatkan Risiko Biaya Diplomatik Lebih Mahal


Selasa, 13 September 2022 / 20:30 WIB
Jokowi Ingin Beli Minyak Rusia, Ekonom Ingatkan Risiko Biaya Diplomatik Lebih Mahal
ILUSTRASI. Pekerja melakukan pengecekan pompa angguk yang beroperasi di Lapangan Duri, yang merupakan salah satu lapangan injeksi uap terbesar di dunia di Blok Rokan, Riau, Jumat (19/8/2022). Jokowi Ingin Beli Minyak Rusia, Ekonom Ingatkan Risiko Biaya Diplomatik.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden Joko Widodo mengaku tengah mempertimbangkan untuk membeli minyak dari Rusia. Pertimbangan ini diambil karena Moskwa menawarkan diskon besar-besaran, di mana harganya jauh lebih murah dibandingkan harga minyak di pasar global.

Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengatakan bahwa pembelian minyak Rusia tidak akan sama sekali membuat harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri akan ikut murah.

Hal ini dikarenakan masih banyak biaya lainnya yang perlu diperhitungkan, sebut saja biaya risiko hingga biaya diplomatik.

Oleh karena itu, Fahmy bilang, meski diiming-imingi dengan harga diskon hingga 30%, pembelian minyak Rusia tersebut nantinya akan tetap mahal, sehingga harga BBM di dalam negeri juga tidak akan membuat lebih murah. Selain itu, menurutnya pembelian minyak mentah dari Rusia tidak perlu dilakukan saat ini.

"Saya rasa tidak perlu, kalau dipaksakan menurut saya itu keputusan yang bodoh," ujar Fahmy kepada Kontan.co.id, Selasa (13/9).

Baca Juga: Jokowi Berencana Beli Minyak Mentah Rusia, Ini Kata Ekonom

Tidak hanya itu, menurutnya, pembelian minyak Rusia juga cukup berisiko, negara-negara barat akan mengira bahwa Indonesia membeli minyak Rusia sebagai bentuk dukungan terhadap invasi Ukraina, dan dikhawatirkan keuntungan tersebut akan digunakan Rusia untuk melanjutkan perang.

"Belum lagi kan sekarang sedang terjadi perang, apabila beli minyak dari Rusia saya kira dituju untuk membiayai perang. Ini kan semakin berat," ucapnya.

Untuk diketahui, Presiden Jokowi tengah mempertimbangkan untuk bergabung dengan India dan China dalam membeli minyak Rusia. Langkah ini dilakukan untuk mengimbangi meningkatnya tekanan dari kenaikan biaya energi.

"Semua opsi selalu kami pantau. Jika ada negara (dan) mereka memberikan harga yang lebih baik, tentu saja," kata Jokowi dalam wawancara dengan Financial Times seperti yang dilansir Reuters ketika ditanya apakah Indonesia akan membeli minyak dari Rusia, Senin (12/9) kemarin.

Baca Juga: Harga BBM Bisa Turun Kalau Beli Minyak dari Rusia, Tapi Ini Risikonya

Pada bulan Agustus yang lalu, Menteri Pariwisata Sandiaga Uno mengatakan bahwa Indonesia telah ditawari minyak mentah Rusia dengan diskon 30%. Sandiaga bahkan menyebut Presiden Jokowi sudah setuju terkait hal ini.

"Rusia kan nawarin ke kita, eh mau enggak? India sudah ngambil nih minyak kita. Harganya 30% lebih murah dari harga di pasar Internasional. Indonesia harus pinter, ambil enggak? Pak Presiden Jokowi mikirnya sama, ambil," kata Sandiaga dalam akun instagram pribadinya @sandiuno, dikutip Selasa (13/9).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×