Reporter: Agus Triyono | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Presiden Joko Widodo ingin agar kerja sama di bidang ekonomi dan perdagangan dengan Pakistan ditingkatkan. Keinginan tersebut dia ungkapkan saat bertemu dengan Presiden Pakistan, Manoon Hussain.
Dalam pertemuan bilateral yang dilakukan di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa ke-5 Organisasi Kerjasama Islam (OKI), Jokowi mengatakan, nilai perdagangan bilateral Indonesia-Pakistan pada sepanjang 2015 kemarin sudah mencapai US$ 2,1 miliar.
"Tapi itu masih di bawah potensi," katanya dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Ari Dwipayana, Tim Komunikasi Presiden Senin (7/3).
Hubungan dagang Indonesia - Pakistan semakin erat setelah menandatangani Preferential Trade Agreement (PTA) pada tahun 2012, yang mulai berlaku pada September 2013. Sekadar gambaran, perdagangan Indonesia - Pakistan hanya US$ 700 juta di tahun 2010.
Berdasarkan data Pakistan Business Council, beberapa barang top ekspor ke Indonesia antara lain benang, produk ikan, dan jeruk. Sedangkan produk yang paling banyak diimpor dari Tanah Air antara lain kelapa sawit dan turunannya, serta batubara.
Yang terbaru, Januari lalu, Pakistan menandatangani perjanjian mengkekspor beras 1 juta ton pada Indonesia untuk empat tahun hingga 2019 mendatang.
Jokowi mengatakan, selain bidang ekonomi, Indonesia juga berharap, bisa meningkatkan kerjasama dengan Pakistan dalam melawan ekstrimisme dan terorisme.
Selain itu, Indonesia kata Jokowi juga ingin mengajak Pakistan berhabung dengan Indonesia untuk mewujudkan dan menyuarakan pesan perdamaian dan toleransi ke seluruh dunia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













