Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan nilai tukar rupiah masih aman, meski mengalami tren pelemahan. Meskipun nasib rupiah sudah seperti yang terjadi saat krisis tahun 1998.
JK beralasan, nilai rupiah pada saat ini dibandingkan 15 tahun lalu itu jelas berbeda. "Jangan dilihat nominalnya, tetapi lihat daya belinya," kata JK di kantornya, Selasa (16/12).
Rupiah terakhir kali menyentuh level ini di akhir era orde, pada 17 Agustus 1998. Ketika itu pairing USD/IDR mencapai Rp 12.900 per dollar AS.
Bedanya, ketika itu rupiah justru bergerak melandai. Gejolak politik setelah Soeharto turun di bulan Mei 1998, mengantar rupiah menyentuh rekor pelemahan di level 16.650 pada 17 Juni 1998.
Mengutip Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), rupiah menyentuh Rp 12.900 per dollar AS hari ini, naik 2,39% dibanding posisi kemarin.
JK menegaskan pelemahan rupiah terjadi akibat perubahan tren pairing terhadap dollar AS. Mata uang negeri paman sam itu menguat terhadap hampir seluruh mata uang di dunia.
Bahkan menurutnya, pelemahan rupiah masih lebih baik dibanding pelemahan mata uang Yen Jepang, Won Korea Selatan dan Ringgit Malaysia terhadap dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News