kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.779   91,00   0,54%
  • IDX 6.268   299,87   5,02%
  • KOMPAS100 896   51,83   6,14%
  • LQ45 708   38,57   5,76%
  • ISSI 194   7,96   4,29%
  • IDX30 373   20,49   5,81%
  • IDXHIDIV20 452   20,09   4,65%
  • IDX80 102   5,86   6,12%
  • IDXV30 107   5,14   5,07%
  • IDXQ30 123   5,64   4,79%

JK: Pilih mantan Ketum sendiri atau partai lain


Selasa, 20 Mei 2014 / 13:23 WIB
JK: Pilih mantan Ketum sendiri atau partai lain


Sumber: TribunNews.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Mantan Ketua Umum DPP. Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK), didapuk sebagai calon wakil presiden (Cawapres) untuk calon presiden (capres) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi). Namun Partai Golkar sendiri memberikan dukungannya untuk pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa.

Namun menurut Jusuf Kalla, pada pemilu presiden masyarakat akan memilih figur, dan bukan memilih partai. "Mana yang lebih etis, memilih mantan ketua umum partai sendiri atau memilih ketua umum partai lain ?" kata JK kepada wartawan di kediamannya di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (20/5).

Soal ancaman sanksi bagi kader Partai Golkar yang menentang keputusan partai dengan tidak mendukung pasangan Prabowo - Hatta, JK menganggap hal itu bukan lah suatu hal yang patut.

Seperti diketahui keputusan Ketua Umum Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) mengharuskan kader partai Golkar harus mendukung pasangan Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dan Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional.

Mantan Wakil Presiden RI itu mengakui bahwa pascapendeklarasian dirinya sebagai cawapres Jokowi, ia belum berkomunikasi dengan Ical. Namun ia menganggap hubungannya dengan Ical baik-baik saja. (Nurmulia Rekso Purnomo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×