Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Analis Ekonomi dan Keuangan BNI Ryan Kiryanto memprediksi outlook inflasi di 2021 akan berkisar 1,8% sampai dengan 2,2% jika PPKM Darurat diperpanjang.
Sebab, kata Ryan secara umum belum kuatnya sisi permintaan lantaran terdampak pandemi Covid-19 juga sejalan dengan semua kebijakan restriktifnya.
Ryan juga sepakat dengan perkiraan Bank Indonesia yang menyatakan outlook inflasi berpotensi akan berada di bawah jangkar atau titik tengah yaitu 3%.
Disisi lain, jika PPKM Darurat di Jawa-Bali diperpanjang ditambah dengan daerah di luar Jawa-Bali, tentu akan menurunkan sisi permintaan masyarakat trutama terhadap barang konsumtif. Sedangkan di sisi supply atau pasokan (sisi produksi) relatif stabil atau menurun sedikit.
“Alhasil boleh jadi akan terjadi over-supply atau over-stock karena pembatasan mobilitas masyarakat yang lebih ketat sejalan dengan prokes. Hal ini akan menurunkan tingkat harga di pasar sehingga berpotensi terjadi deflasi atau inflasi yg amat rendah, terutama di daerah-daerah yang menerapkan PPKM Darurat,” ujar Ryan kepada Kontan.co.id, Selasa (13/7).
Baca Juga: Harga emas bergerak stabil di tengah penantian investor pada data inflasi AS
Menurut Ryan kestabilan atau kenaikan harga (inflasi) mungkin hanya akan terjadi di sektor telekomunikasi. Akan tetapi, di sektor-sektor lainnya seperti bahan pangan, makanan dan minuman, bahan bakar, kemungkinan akan terjadi penurunan harga atau deflasi.
Sehinnga, Ryan menyimpulkan terjadinya inflasi dipicu oleh belum kuatnya permintaan masyarakat karena sebagian melemah daya belinya karena kehilangan pekerjaan di masa pandemi meskipun ada bantalan program bantuan sosial dari pemerintah.
Selain itu, masyarakat yang tidak terdampak pandemi secara ekonomi dan memiliki keuangan yang memadai menunda pembelian karena restriksi aturan di masa pandemi yaitu stay at home, work from home dan PPKM Darurat.
Selanjutnya: Harga batubara masih membara, simak proyeksi pergerakan harganya ke depan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News