kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jika Pilpres Dua Putaran, Jumlah Uang Beredar Bisa Meningkat Hingga 15%


Senin, 27 November 2023 / 17:16 WIB
Jika Pilpres Dua Putaran, Jumlah Uang Beredar Bisa Meningkat Hingga 15%
ILUSTRASI. Rangkaian pemilihan umum (pemilu) termasuk pemilihan presiden (pilpres) yang akan dilaksanakan mulai Februari 2024, akan mengerek peredaran uang.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rangkaian pemilihan umum (pemilu) termasuk pemilihan presiden (pilpres) yang akan dilaksanakan mulai Februari 2024, akan mengerek peredaran uang. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan, rangkaian pemilu pada tahun depan mungkin menyulut pertumbuhan uang beredar lebih tinggi dari biasanya. 

Bila biasanya pertumbuhan uang beredar berada dalam kisaran 8% hingga 10% dalam beberapa tahun terakhir, David menghitung, rangkaian Pemilu 2024 akan meningkatkan jumlah uang beredar sekitar 15%. 

Sebab, pesta demokrasi pada tahun depan dilakukan serentak. Bahkan, David juga melihat kemungkinan adanya pemilihan presiden dua putaran, mengingat calon presiden dan calon wakil presiden saat ini ada tiga. 

“Ada tambahan sekitar 15%, dari uang beredar pada tahun 2022 yang sekitar Rp 8.525,5 triliun,” ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (27/11). 

Baca Juga: Pertumbuhan Uang Beredar (M2) Melambat Pada Oktober 2023

Peningkatan jumlah uang beredar ini tak hanya didorong dari peningkatan konsumsi dari lembaga non profit dan konsumsi rumah tangga. Namun, juga belanja pemerintah pusat. 

Selain itu, peningkatan uang beredar pada periode pemilu tahun depan juga akan dipengaruhi oleh peningkatan inflasi. 

"Memperhitungkan faktor inflasi. Dengan inflasi, maka kebutuhan meningkat sehingga uang yang dibelanjakan pun makin meningkat," tambahnya. 

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro menambahkan, biasanya uang beredar akan mulai meningkat sejak empat bulan jelang pemilu. 

Bila rangkaian pPemilu tahun depan dimulai dengan pemilihan presiden dan wakil presiden pada Februari 2024, maka sesuai pola musiman, maka peningkatan uang beredar akan dimuai kuartal IV-2023. 

Nah, Andry menilik pola pemilihan umum dalam dua periode belakangan. Data menunjukkan, ada kenaikan uang beredar sekitar Rp 100 triliun. 

Baca Juga: Jelang Natal Hingga Pemilu, BI Tambah Kebutuhan Uang Layak Edar Hingga 8%

Mengingat pemilu pada tahun depan akan dilaksanakan secara serentak tersebut, maka jumlah uang beredar akan naik lebih dari itu. 

"M2 (uang beredar) naik minimal Rp 100 triliun dalam dua pemilu terakhir. Nah Pemilu tahun besar berpotensi lebih besar karena dilakukan bersamaan," terang Andry. 

Dengan pertambahan uang beredar ini, Andry juga optimistis ini akan mengerek pertumbuhan ekonomi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×