Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Anggota Komisi VII DPR Totok Daryanto menilai Arcandra Tahar masih mempunyai beban jika ditunjuk kembali sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Meski sudah resmi menjadi warga negara Indonesia dan mundur dari warga negara Amerika Serikat, namun fakta bahwa Arcandra pernah memegang paspor negeri Abang Sam itu sudah tidak terbantahkan.
Karena hal tersebut, masyarakat bisa khawatir bahwa Arcandra akan berpihak ke Amerika Serikat dalam mengambil berbagai keputusan penting dan strategis.
Misalnya terkait isu perpanjangan kontrak karya perusahaan asal Amerika, PT Freeport, yang akan segera memasuki tahap negosiasi.
"Inilah beban yang dipikul oleh seorang Acandra ketika memulai tugas barunya sebagai menteri ESDM yang harus di depan mewakili kepentingan Indonesia berhadap-hadapan dengan Freeport dalam proses negosiasi yang mungkin sangat alot," kata Totok dalam keterangan tertulis, Kamis (8/9).
Kendati demikian, wakil ketua umum Partai Amanat Nasional ini tetap menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Joko Widodo.
Sebab, pengangkatan menteri adalah sepenuhnya hak prerogatif Presiden. Hal itu termasuk mengangkat kembali Arcandra yang sudah dicopot saat baru menjabat 20 hari karena masalah kewarganegaraan.
"Mengapa Presiden tidak menunjuk di antara mereka yang pasti tidak punya masalah seperti Arcandra? Barangkali Presiden punya pertimbangan lain," ucap Totok.
Totok menilai tidak terlalu penting siapa figur yang akan ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk mengisi menteri ESDM.
Apakah Jokowi akan kembali menunjuk Arcandra Tahar atau menunjuk figur lain bukan masalah.
Hal yang terpenting, menurut Totok, Jokowi harus segera menetapkan menteri ESDM yang selama tiga pekan dijabat sementara oleh Menteri Koordinator bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan.
"Yang jelas harapan publik dewasa ini menyuarakan dorongan jabatan menteri yang strategis agar definitif, tidak dijabat oleh Plt Menko Maritim yang pasti sudah sedemikian sibuknya menangani tupoksinya sendiri," kata Totok.
"Tugas negara yang begitu besar tantangannya tidak bisa ditangani oleh figur rangkap jabatan," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News