kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jepang mau bangun pembangkit listrik di Indonesia


Minggu, 15 Desember 2013 / 13:37 WIB
Jepang mau bangun pembangkit listrik di Indonesia
ILUSTRASI. Promo Hypermart Hyper Diskon Weekend Periode 29 Juli-1 Agustus 2022


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Perindustrian MS Hidayat mengatakan, sejumlah pengusaha asal Jepang tertarik menawarkan investasi pembangunan listrik di Indonesia. Hal itu disampaikan saat pertemuan 15 pemimpin perusahaan papan atas Jepang dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang berkunjung ke Jepang.

Hidayat bilang, para investor asal Jepang yang tergabung dalam Japan-Indonesa Association yang dipimpin oleh mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda tersebut ingin berinvestasi pada proyek pembangkit listrik PLTU Cirebon, dan penyelesaikan PLTU Batang.

"Dalam pertemuan itu, Presiden minta agar IJEPA (Perjanjian perekonomian Jepang-Indonesia) diterukan. Pengusaha Jepang tanya soal policy di bidang mineral, dan kita bilang tetap diteruskan berdasarkan Undang-Undang, tapi kita tetap mendengar usulan mereka," beber Hidayat di Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu (15/12).

Menurut Hidayat, pengusaha asal negeri Matahari Terbit itu membeberkan berbagai persoalan dan permasalahan yang menyusahkan mereka di Indonesia. Hidayat mengambil contoh seperti tuntutan anti dumping Indonesia terhadap beberapa produk baja Jepang, IJEPA, dan rencana pelarangan eskpor mineral pada awal tahun 2014.

Sejumlah perusahaan yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Toshiba, Toray Industries, Pansonic, Sumitomo Mitsui Banking, Taisei, ITOCHU, dan Sumitomo Corp. Hadir juga perwakilan dari Chiyoda, JGC Corp., Marubeni, Bank of Tokyo-Mitsubushi UFJ, Toyota Motor, Mitsui & Co, dan Lotte Co.

SBY dalam pernyataanya mengatakan, ada 10 dari 15 perwakilan perusahaan yang menyatakan komitmennnya untuk menambahkan investasinya di Indonesia. Namun sayang, ia tidak merincinya satu per satu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×