kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jemaah Indonesia ikut terkena penangguhan umrah, pengamat: Ini kejadian luar biasa


Kamis, 27 Februari 2020 / 10:16 WIB
Jemaah Indonesia ikut terkena penangguhan umrah, pengamat: Ini kejadian luar biasa
ILUSTRASI. Ilustrasi kota suci Makkah, Arab Saudi. ANTARA FOTO/Hanni Sofia/nz.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar mengejutkan datang dari Arab Saudi. Dalam pernyataan resminya yang dilansir Rabu (26/2/2020), negara kerajaan itu menangguhkan kedatangan turis asing yang bertujuan untuk melakukan ibadah umrah atau mengunjungi Masjid Nabawi di Madinah.

Melansir Arab News, Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengatakan, langkah ini dilakukan karena kekhawatiran akan penyebaran virus corona. Salah satu negara yang ikut terkena dampaknya adalah Indonesia.

Pengamat Haji dan Umrah sekaligus Ketua Umum Rabithah Haji Indonesia Ade Marfuddin menjelaskan, kebijakan penangguhan kedatangan jamaah umrah oleh Arab Saudi datang secara mendadak. Namun, hal itu dapat dimaklumi mengingat wabah virus corona yang melanda dunia saat ini sudah dalam kondisi yang mengkhawatirkan.

Baca Juga: Kementerian Agama masih menunggu info resmi penghentian sementara jemaah umroh

"Kebijakan ini sebenarnya bisa dimaklumi karena bertujuan untuk melindungi jemaah yang datang ke sana. Arab Saudi pastinya sudah memiliki pertimbangan matang dengan pemberlakuan penangguhan ini, mudharatnya mungkin lebih banyak," jelas Ade, yang juga merupakan seorang dosen Haji di Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta.

Menurut Ade, sudah pasti kebijakan ini memiliki dampak bagi pelaku bisnis travel umrah dan haji di Indonesia. Pasalnya, tidak ada pemberitahuan dari jauh-jauh hari sehingga para pelaku bisnis tidak ada persiapan sama sekali.

Baca Juga: Tak mau kecolongan soal virus corona, pemerintah perbanyak tim observasi

"Penangguhan ini sudah berlaku sejak tadi malam. Jadi bisa dilihat ada kerugian dari segi materil seperti tiket yang sudah dipesan, hotel yang sudah dibooking, hingga biaya visa," paparnya.

Sementara, dari segi moril, kebijakan ini bisa mengganggu psikologis calon peserta umrah yang sudah siap berangkat. Terkait hal tersebut, Ade menyarankan agar para travel umrah melakukan sosialisasi kepada para jemaahnya. "Ini kejadian luar biasa, di luar kuasa pelaku travel. Seharusnya para jemaah bisa memahaminya," tandas Ade.

Sayangnya, hingga berita ini diturunkan, Ade belum mendapatkan informasi lain apakah Arab Saudi akan memberikan kelonggaran bagi pihak travel atas pembatalan keberangkatan. Sebut saja terkait pengembalian dana atas biaya booking hotel, biaya visa, atau refund tiket pesawat.

"Seharusnya, pemerintah Arab Saudi memberikan kelonggaran mengenai hal tersebut karena ini semua di luar kuasa kita," imbuhnya.

Dia menginformasikan, pihak travel umrah berencana mengunjungi Kedutaan Arab Saudi di Jakarta pada hari ini untuk meminta penjelasan lengkap.  

Baca Juga: Cemas virus corona, Arab Saudi tangguhkan kedatangan jemaah umrah!

Ade juga berharap, pemerintah segera menanggapi isu ini agar tidak liar dan membuat cemas masyarakat.

Sekadar tambahan informasi, panduan untuk mencegah masuknya virus ke Arab Saudi Kerajaan juga termasuk penangguhan perjalanan ke dan dari Arab Saudi untuk warga negara GCC yang menggunakan kartu ID nasional.

Ada juga penangguhan entri visa turis bagi mereka yang datang dari negara-negara di mana penyebaran virus berbahaya.

Sementara itu, mengutip Saudi Press Agency (SPA), Kementerian Luar Negeri Arab Saudi menegaskan bahwa prosedur ini bersifat sementara, dan akan terus dievaluasi oleh pihak yang berwenang.

Baca Juga: Virus corona sudah menyebar dan menjangkau ke seluruh benua, kecuali Antartika

"Kerajaan memperbarui kebijakan untuk semua tindakan internasional yang diambil demi membatasi penyebaran virus," demikian pernyataan Kemenlu Arab Saudi seperti yang dikutip dari SPA.

Catatan saja, hampir 7 juta peziarah tiba di Kerajaan Arab Saudi setiap tahun untuk melakukan ibadah, dengan mayoritas pelancong mendarat di bandara di Jeddah dan Madinah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×