Sumber: Antara | Editor: Adi Wikanto
Makkah. Sejumlah jemaah mengaku patuh dengan larangan tidak membawa air zamzam dalam kopor, namun mereka berharap pemerintah dapat menambah jatah mereka. Tahun ini pemerintah menetapkan jatah lima liter per orang.
"Kami patuh karena itu aturan. Tapi kalau hanya lima liter, itu kurang, saya harap ada solusi dari pemerintah karena kita tidak boleh membawa sendiri," kata seorang jemaah dari kelompok terbang (kloter) 42 embarkasi Surabaya,Mulyono di Mahbas Jin, Mekkah, Kamis (15/9).
Mulyono mengaku, pada 2007 saat pertama kali berhaji, ia masih memperoleh jatah 10 liter air zamzam. "Masih boleh bawa sendiri juga ke pesawat asal dikemas rapi," katanya. Ia mengaku pada 2007 bisa membawa pulang 25 liter.
Sementara itu, Nurhayati (44), jemaah dari embarkasi Padang, mengatakan bahwa air zamzam adalah oleh-oleh haji yang paling dinantikan. "Bukan sajadah atau kerudung, tapi air zamzam. Kalau lima liter, kurang. 10 liter juga sebetulnya kurang," katanya.
Walau begitu, ia mengaku akan mematuhi imbauan pemerintah untuk tidak membawa air zamzam ke kopor. "Saya patuh karena katanya bisa berbahaya," ujarnya.
Hal yang sama dikemukakan oleh Zulkifli (55), jemaah dari embarkasi Jakarta Bekasi. "Kami harus taat karena dari pemerintah. Karena katanya untuk keselamatan seluruh jemaah. Jadi kami patuh. Tidak akan melanggar karena demi keamanan," katanya.
Namun sebagaimana sejumlah jemaah yang lain, ia pun berharap jatah air zamzam dapat ditambah atau pemerintah memberi solusi agar mereka bisa mendapatkan lebih dari lima liter.
Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) telah melakukan sosialisasi berjenjang kepada kepala sektor hingga ketua regu bahwa jemaah dilarang membawa air zamzam dalam kopor, karena akan membahayakan penerbangan.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh Kementerian Agama Abdul Djamil mengingatkan bahwa membawa barang yang dilarang dalam kopor, seperti air zamzam, hanya akan merugikan jamaah.
Kopor yang terbukti membawa barang terlarang berpeluang besar dibongkar di bandara yang dapat mengakibatkan keterlambatan penerbangan sehingga merugikan seluruh jamaah.
"Kalau dibongkar di sini tidak masalah. Tapi kalau dibongkar di bandara jelang take off akan menghambat dan yang dirugikan jamaah secara keseluruhan," jelasnya.
Pada musim haji 2015, petugas menyita sekitar tiga ton air zamzam dari kopor jamaah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News