Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Pemerintah dipastikan tetap menerbitkan surat utang dalam mata uang yen alias Samurai Bonds pada tahun 2017 mendatang. Pemerintah memang belum bisa memastikan nilai surat utang yang akan dilelang nanti.
Namun demikian, Japan Bank for International Cooperation (JBIC) sudah siap untuk kembali menjadi pembeli dari sebagian penerbitan tersebut.
Chief Executive Officer (CEO) JBIC Tadashi Maeda mengatakan, mengubah strategi mendukung keberadaan Samurai Bonds. JBIC tadinya hanya bertindak sebagai penjamin, mulai tahun lalu menjadi pembeli. Seperti diketahui, penerbitan samurai bonds sudah menjadi rutinitas tahunan pemerintah, sebagai bagian dari diversifikasi instrumen investasi.
Tahun lalu, pemerintah menerbitkan Samurai Bonds senilai ¥ 100 miliar. "Dari penerbitan sebesar ¥ 100 miliar itu, kami telah mengambil 30% diantaranya," kata Maida.
Untuk tahun ini Maeda belum bisa memastikan berapa besar samurai bond yang akan diambil. Yang jelas Ia berkomitmen untuk tetap mendukung penerbitan Samurai Bond.
Sementara itu Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara mengatakan, pihaknya masih belum memastikan berapa kebutuhan pembiayaan dari samurai bond. Yang jelas, Ia menganggap bahwa pihaknya akan tetap melirik market Jepang.
Ia menegaskan, pemerintah akan menjaga kepercayaan investor Jepang, dengan tetap menjaga keberadaan Samurai Bond. "Kalau kita sudah pernah masuk ke suatu pasar, harus konsisten jangan sampai di tahun mendatang tidak lagi," ujarnya.
Dalam RAPBN 2017, pemerintah menargetkan akan penerbitan SBN netto sebesar Rp 400 triliun. Jumlah itu diharapkan bisa membantu menutupi defisit APBN 2017, yang ditargetkan sebesar Rp 330 triliun. Selainmenerbitkan samurai bond, pemerintah juga akan menerbitkan SBN dalam mata uang domestik, dan valuta asing lainnya seperti dollar AS.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News